Tentara AS Teriak 'Bebaskan Palestina' lalu Bakar Diri di Luar Kedubes Israel

Senin, 26 Februari 2024 - 11:43 WIB
loading...
Tentara AS Teriak Bebaskan...
Seorang tentara Angkatan Udara Amerika Serikat beteriak Bebaskan Palestina lalu membakar diri di luar Kedubes Israel di Washington DC. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Seorang tentara pria dari Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah membakar diri di luar Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Washington DC pada hari Minggu.

Sebelum beraksi, tentara yang tercatat sebagai penerbang militer itu meneriakkan kata-kata pembelaan untuk Palestina.

Juru bicara Layanan Medis Darurat dan Kebakaran Washington DC, Vito Maggiolo, mengatakan kepada wartawan bahwa pria tersebut telah dirawat di rumah sakit karena cedera kritis yang mengancam nyawa.

Jurnalis independen Talia Jane mengatakan dia telah memperoleh rekaman kejadian tersebut, yang menunjukkan bahwa tentara itu mengenakan seragam militer dan menggambarkan dirinya sebagai anggota aktif Angkatan Udara AS.



"Pria tersebut berkata 'Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida' dan berteriak 'Bebaskan Palestina'," kata Jane, yang mengunggah foto tentara tersebut saat dilalap api.

Menurut laporan CNN, Senin (26/2/2024), tentara tersebut bernama Aaron Bushnell.

Juru bicara Angkatan Udara AS Rose Riley mengonfirmasi kepada CNN: “Seorang penerbang aktif terlibat dalam insiden hari ini.”

Berbagai protes pro-Palestina telah diadakan di luar kantor perwakilan Israel di luar negeri setelah Israel melancarkan kampanye militernya melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Para pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata di Gaza, menyoroti tingginya angka kematian warga sipil.

Pada awal Desember, seorang pria membakar dirinya di depan konsulat Israel di Atlanta, Georgia.

Demonstrasi pro-Israel juga diadakan di Washington dan kota-kota lain, di mana masyarakat berduka atas kematian warga Israel oleh Hamas dan menuntut pembebasan sandera yang disandera oleh kelompok tersebut selama serangan 7 Oktober, yang memicu perang besar yang sedang berlangsung di Gaza.

Hampir 30.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, menurut otoritas kesehatan setempat yang dikelola Hamas.

Israel menolak tuduhan “genosida,” dengan alasan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan pada akhirnya harus bertanggung jawab atas kematian warga sipil di Gaza.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)