Houthi Yaman Kerahkan Senjata Kapal Selam di Laut Merah, Serang 48 Kapal
loading...
A
A
A
SANAA - Pemimpin pejuang Houthi yang didukung Iran di Yaman Abdulmalik al-Houthi pada Kamis (22/2/2024) mengancam akan melakukan lebih banyak eskalasi di Laut Merah dan Teluk Aden.
Dia bersumpah menggunakan “senjata kapal selam” terhadap kapal-kapal Barat dan kapal terkait Israel.
Dalam pidatonya di televisi, dia mengatakan Houthi telah melakukan serangan terhadap 48 kapal sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober.
Dia juga menampik dampak serangan Barat terhadap pejuang Houthi karena mereka masih mempunyai kemampuan melancarkan serangan berbahaya.
Dia menyerukan perekrutan anggota baru dan mendesak para pendukungnya mengadakan lebih banyak aksi unjuk rasa dan acara untuk mendukung eskalasi melawan Barat.
Houthi mengklaim pejuang telah mengadakan 248 parade militer, 566 latihan militer dan merekrut lebih dari 237.000 anggota baru sejak awal perang.
Selain itu, dia mengatakan pejuang telah menembakkan 183 roket dan drone ke Israel sejak awal konflik.
Segera setelah pecahnya perang, Houthi mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi menegaskan tindakan ini sebagai bentuk dukungan pada rakyat Palestina yang mengalami genosida yang dilancarkan rezim kolonial Israel di Gaza.
Kelompok Houthi pada Kamis menyatakan kapal-kapal yang berbendera Israel atau yang dimiliki atau sebagian dimiliki perusahaan atau individu Israel dilarang melewati Laut Merah, Teluk Aden dan Laut Arab.
Komunikasi Houthi, yang pertama kepada industri pelayaran yang menguraikan larangan tersebut, datang dalam bentuk dua pemberitahuan dari Pusat Koordinasi Operasi Kemanusiaan yang baru disebut Houthi. Pemberitahuan itu dikirim ke perusahaan asuransi dan perusahaan pelayaran.
Tujuannya adalah untuk memaksa perusahaan pelayaran bekerja sama dengan Houthi untuk menjamin keamanan kapal mereka.
Mereka mengirimkan pemberitahuan resmi kepada pihak pengirim barang dan perusahaan asuransi tentang apa yang mereka sebut sebagai larangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris untuk berlayar di laut sekitarnya. Langkah ini sebagai upaya memperkuat kampanye militer mereka.
Negara-negara Barat telah membalas serangan Houthi dengan melakukan sejumlah serangan terhadap pejuang.
Meski demikian, serangan ini tidak menghalangi Houthi melancarkan serangan lebih lanjut.
Kelompok Houthi melancarkan serangan pada Kamis terhadap Israel dan satu kapal yang melakukan perjalanan melalui Teluk Aden, menyebabkan kapal tersebut terbakar.
“Serangan itu berupa dua rudal ditembakkan ke kapal kargo berbendera Palau bernama Islander,” ungkap pernyataan Komando Pusat militer AS.
Angkatan laut Eropa di wilayah tersebut menggambarkan serangan itu memicu kebakaran dan melukai seorang pelaut di kapal tersebut, meskipun kapal tersebut terus melanjutkan perjalanannya.
Sementara itu, sirene berbunyi pada Kamis pagi di atas pelabuhan Eilat di Israel selatan, diikuti video yang diposting online tentang apa yang tampaknya merupakan intersepsi di langit.
Militer Israel kemudian mengatakan intersepsi tersebut dilakukan oleh sistem pertahanan rudal Arrow miliknya.
Israel tidak mengidentifikasi apa sumber serangan itu dan dari mana asalnya. Namun, sistem Arrow mencegat rudal balistik jarak jauh dengan hulu ledak yang dirancang untuk menghancurkan target saat mereka berada di luar angkasa.
“Sistem tersebut berhasil mencegat peluncuran yang diidentifikasi di wilayah Laut Merah dan sedang dalam perjalanan ke Israel,” papar militer Israel.
Israel menambahkan, “Targetnya tidak melintasi wilayah Israel dan tidak menimbulkan ancaman bagi warga sipil.”
Eilat, di Laut Merah, adalah kota pelabuhan utama Israel. Pada 31 Oktober, Houthi pertama kali mengklaim serangan rudal dan drone yang menargetkan kota tersebut.
Kelompok Houthi telah mengklaim serangan lain yang menargetkan Eilat, namun tidak menimbulkan kerusakan di kota tersebut.
Dia bersumpah menggunakan “senjata kapal selam” terhadap kapal-kapal Barat dan kapal terkait Israel.
Dalam pidatonya di televisi, dia mengatakan Houthi telah melakukan serangan terhadap 48 kapal sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober.
Dia juga menampik dampak serangan Barat terhadap pejuang Houthi karena mereka masih mempunyai kemampuan melancarkan serangan berbahaya.
Dia menyerukan perekrutan anggota baru dan mendesak para pendukungnya mengadakan lebih banyak aksi unjuk rasa dan acara untuk mendukung eskalasi melawan Barat.
Houthi mengklaim pejuang telah mengadakan 248 parade militer, 566 latihan militer dan merekrut lebih dari 237.000 anggota baru sejak awal perang.
Selain itu, dia mengatakan pejuang telah menembakkan 183 roket dan drone ke Israel sejak awal konflik.
Segera setelah pecahnya perang, Houthi mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi menegaskan tindakan ini sebagai bentuk dukungan pada rakyat Palestina yang mengalami genosida yang dilancarkan rezim kolonial Israel di Gaza.
Kelompok Houthi pada Kamis menyatakan kapal-kapal yang berbendera Israel atau yang dimiliki atau sebagian dimiliki perusahaan atau individu Israel dilarang melewati Laut Merah, Teluk Aden dan Laut Arab.
Komunikasi Houthi, yang pertama kepada industri pelayaran yang menguraikan larangan tersebut, datang dalam bentuk dua pemberitahuan dari Pusat Koordinasi Operasi Kemanusiaan yang baru disebut Houthi. Pemberitahuan itu dikirim ke perusahaan asuransi dan perusahaan pelayaran.
Tujuannya adalah untuk memaksa perusahaan pelayaran bekerja sama dengan Houthi untuk menjamin keamanan kapal mereka.
Mereka mengirimkan pemberitahuan resmi kepada pihak pengirim barang dan perusahaan asuransi tentang apa yang mereka sebut sebagai larangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris untuk berlayar di laut sekitarnya. Langkah ini sebagai upaya memperkuat kampanye militer mereka.
Negara-negara Barat telah membalas serangan Houthi dengan melakukan sejumlah serangan terhadap pejuang.
Meski demikian, serangan ini tidak menghalangi Houthi melancarkan serangan lebih lanjut.
Lebih Banyak Serangan
Kelompok Houthi melancarkan serangan pada Kamis terhadap Israel dan satu kapal yang melakukan perjalanan melalui Teluk Aden, menyebabkan kapal tersebut terbakar.
“Serangan itu berupa dua rudal ditembakkan ke kapal kargo berbendera Palau bernama Islander,” ungkap pernyataan Komando Pusat militer AS.
Angkatan laut Eropa di wilayah tersebut menggambarkan serangan itu memicu kebakaran dan melukai seorang pelaut di kapal tersebut, meskipun kapal tersebut terus melanjutkan perjalanannya.
Sementara itu, sirene berbunyi pada Kamis pagi di atas pelabuhan Eilat di Israel selatan, diikuti video yang diposting online tentang apa yang tampaknya merupakan intersepsi di langit.
Militer Israel kemudian mengatakan intersepsi tersebut dilakukan oleh sistem pertahanan rudal Arrow miliknya.
Israel tidak mengidentifikasi apa sumber serangan itu dan dari mana asalnya. Namun, sistem Arrow mencegat rudal balistik jarak jauh dengan hulu ledak yang dirancang untuk menghancurkan target saat mereka berada di luar angkasa.
“Sistem tersebut berhasil mencegat peluncuran yang diidentifikasi di wilayah Laut Merah dan sedang dalam perjalanan ke Israel,” papar militer Israel.
Israel menambahkan, “Targetnya tidak melintasi wilayah Israel dan tidak menimbulkan ancaman bagi warga sipil.”
Eilat, di Laut Merah, adalah kota pelabuhan utama Israel. Pada 31 Oktober, Houthi pertama kali mengklaim serangan rudal dan drone yang menargetkan kota tersebut.
Kelompok Houthi telah mengklaim serangan lain yang menargetkan Eilat, namun tidak menimbulkan kerusakan di kota tersebut.
(sya)