Prancis: Belum Telat bagi Inggris untuk Batalkan Brexit
A
A
A
PARIS - Menteri urusan Eropa Prancis, Nathalie Loiseau menyatakan, belum terlambat bagi Inggris jika ingin membatalkan Brexit dan tetap berada di dalam Uni Eropa (UE). Loiseau menuturkan, UE selalu membuka pintu untuk Inggris.
"Pintu selalu terbuka. Kami bukan orang-orang yang ingin menjauh dari Inggris," kata Loiseau, saat melakukan wawancara dengan BBC Radio 4, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (26/7).
Pernyataan Loiseau datang di tengah mandeknya pembicaraan mengenai Brexit, yang telah menyebabkan keributan di dalam negeri Inggris dan juga menyebabkan perselihan antara London dan Brussels, khususnya mengenai masalah perbatasan Irlandia.
Menyebut tidak ada kemajuan signifikan yang nyata dalam perundingan Brexit,Loiseau mengatakan bahwa blok itu sedang mempersiapkan skenario tidak ada kesepakatan dan menambahkan bahwa waktu hampir habis bagi Inggris untuk menegosiasikan kesepakatan.
Loiseau juga menyatakan, UE lebih memilih tidak mencapai kesepakatan dengan Inggris, dibanding membuat kesepakatan yang buruk.
'Saya ingat Perdana Menteri Theresa May mengatakan, tidak ada kesepakatan yang lebih baik daripada transaksi yang buruk. Ini salah satu solusi buruk, tetapi saya harus mengatakan bahwa tidak adanya kesepakatan lebih baik dibanding kesepakatan yang buruk bagi UE," tukasnya.
"Pintu selalu terbuka. Kami bukan orang-orang yang ingin menjauh dari Inggris," kata Loiseau, saat melakukan wawancara dengan BBC Radio 4, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (26/7).
Pernyataan Loiseau datang di tengah mandeknya pembicaraan mengenai Brexit, yang telah menyebabkan keributan di dalam negeri Inggris dan juga menyebabkan perselihan antara London dan Brussels, khususnya mengenai masalah perbatasan Irlandia.
Menyebut tidak ada kemajuan signifikan yang nyata dalam perundingan Brexit,Loiseau mengatakan bahwa blok itu sedang mempersiapkan skenario tidak ada kesepakatan dan menambahkan bahwa waktu hampir habis bagi Inggris untuk menegosiasikan kesepakatan.
Loiseau juga menyatakan, UE lebih memilih tidak mencapai kesepakatan dengan Inggris, dibanding membuat kesepakatan yang buruk.
'Saya ingat Perdana Menteri Theresa May mengatakan, tidak ada kesepakatan yang lebih baik daripada transaksi yang buruk. Ini salah satu solusi buruk, tetapi saya harus mengatakan bahwa tidak adanya kesepakatan lebih baik dibanding kesepakatan yang buruk bagi UE," tukasnya.
(esn)