Anak Perempuan Palestina Kelaparan hingga Tewas di Kota Gaza
loading...
A
A
A
Satu laporan PBB yang diterbitkan pada Desember memperingatkan 93% orang di wilayah kantong yang terkepung menghadapi “krisis kelaparan,” dan seperempat populasi di wilayah tersebut menghadapi “bencana kelaparan”.
Menurut pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, seluruh anak balita di Gaza, berjumlah 335.000 anak, berisiko tinggi mengalami kelaparan.
Juru bicara WFP Steve Taravella mengatakan pada Desember, “Skala dan kecepatan krisis ini belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern.”
“Jika prediksi saat ini terus berlanjut, kita akan mencapai kelaparan pada bulan Februari,” papar dia.
Kolonel Elad Goren, yang memimpin Cogat, badan militer Israel yang menjalankan urusan sipil dan keamanan di Tepi Barat, menolak temuan laporan tersebut.
Dia mengklaim dalam konferensi pers pada Desember, “Tidak ada kelaparan di Gaza, titik.”
Menurut badan koordinasi kemanusiaan PBB, OCHA, situasinya sangat mengerikan di Rafah dan bagian utara Gaza, di mana 15% anak-anak menghadapi kekurangan gizi akut di tengah kekurangan bantuan.
“Staf Save the Children di lapangan mengatakan ada kekurangan bantuan makanan yang menjangkau mereka dan mereka tidak dapat menemukan barang-barang seperti tepung atau membelinya, melaporkan sekantong tepung dijual dengan harga hingga USD140,” ungkap Randa Ghazy dari Save the Children mengatakan kepada MEE.
“Seorang staf di Rafah mengatakan terkadang keluarga hanya menerima satu biskuit per orang atau sekaleng kacang untuk seluruh keluarga. Seorang anggota staf di Al-Mawasi mengatakan situasinya sangat menyedihkan dan dia bertemu dengan orang-orang yang belum makan satu pun makanan selama tiga hari,” papar dia.
Menurut pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, seluruh anak balita di Gaza, berjumlah 335.000 anak, berisiko tinggi mengalami kelaparan.
Juru bicara WFP Steve Taravella mengatakan pada Desember, “Skala dan kecepatan krisis ini belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern.”
“Jika prediksi saat ini terus berlanjut, kita akan mencapai kelaparan pada bulan Februari,” papar dia.
Kolonel Elad Goren, yang memimpin Cogat, badan militer Israel yang menjalankan urusan sipil dan keamanan di Tepi Barat, menolak temuan laporan tersebut.
Dia mengklaim dalam konferensi pers pada Desember, “Tidak ada kelaparan di Gaza, titik.”
Menurut badan koordinasi kemanusiaan PBB, OCHA, situasinya sangat mengerikan di Rafah dan bagian utara Gaza, di mana 15% anak-anak menghadapi kekurangan gizi akut di tengah kekurangan bantuan.
“Staf Save the Children di lapangan mengatakan ada kekurangan bantuan makanan yang menjangkau mereka dan mereka tidak dapat menemukan barang-barang seperti tepung atau membelinya, melaporkan sekantong tepung dijual dengan harga hingga USD140,” ungkap Randa Ghazy dari Save the Children mengatakan kepada MEE.
“Seorang staf di Rafah mengatakan terkadang keluarga hanya menerima satu biskuit per orang atau sekaleng kacang untuk seluruh keluarga. Seorang anggota staf di Al-Mawasi mengatakan situasinya sangat menyedihkan dan dia bertemu dengan orang-orang yang belum makan satu pun makanan selama tiga hari,” papar dia.