Shamsi Ali Tak Tahu Masuk Daftar 50 Orang Berpengaruh di Queens

Rabu, 18 Juli 2018 - 21:42 WIB
Shamsi Ali Tak Tahu Masuk Daftar 50 Orang Berpengaruh di Queens
Shamsi Ali Tak Tahu Masuk Daftar 50 Orang Berpengaruh di Queens
A A A
QUEENS - Shamsi Ali, seorang pemuka agama asal Indonesia yang sudah lama bermukim di Amerika Serikat (AS) mengaku bahwa dirinya tidak tahu telah masuk dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di New York.

Shamli Ali masuk dalam daftar yang dirilis oleh majalah City & State New York pekan ini. Dalam tajuk "Queens Power Fifty", majalah itu mengumpulkan nama-nama non-politisi di Queens, yang dinilai memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat.

Melalui akun Facebooknya, seperti dikutip Sindonews pada Rabu (18/7), Shamsi Ali menyatakan, pihak dari City & State New York tidak pernah menghubunginya. Dia tahu telah masuk dalam daftar itu setelah diberitahu oleh sejumlah orang.

"Untuk kedua kalinya media New York memasukkan nama saya seperti ini. Tanpa tanya, tanpa komunikasi, entah apa dasarnya. Tiba-tiba saja ada yang kirim link beritanya," tulis Shamsi Ali.

"Pertama, di tahun 2006 Lalu dimasukkan sebagai one of the Seven most influential religious figures in New York oleh New York magazine. Kedua, baru dua hari lalu bahkan di website New York City and State dimasukkan sebagai satu dari 50 orang berpengaruh yang setiap politisi harus kenal," sambungnya.

Dia kemudian mengatakan, hal yang paling mengejutkan sekaligus bangga adalah dirinya adalah satu-satunya Muslim yang masuk dalam daftar tersebut. "Anehnya, hanya saya sendiri dari kalangan Muslim," ucapnya.

Shamsi Ali diketahui masuk dalam urutan ke-44 sebagai orang paling bepengaruh di Queens. Majalah itu menilai Shamsi Ali memiliki kemampuan untuk menyatukan umat dari berbagai agama di Queens.

"Dengan penduduk yang berasal dari semua latar belakang agama, Queens adalah lahan subur untuk dialog antaragama, yang merupakan spesialisasi Imam Shamsi Ali.

"Berasal dari Indonesia, aktivis perdamaian ini pindah ke New York pada akhir tahun 90-an dan bekerja di Pusat Kebudayaan Islam Manhattan selama sekitar satu dekade sebelum pindah ke Queens," kata majalah itu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4636 seconds (0.1#10.140)