Munafik, Senator AS Sebut Israel Penjahat Perang tapi Ikut Mendanainya

Kamis, 15 Februari 2024 - 14:13 WIB
loading...
Munafik, Senator AS Sebut Israel Penjahat Perang tapi Ikut Mendanainya
Seorang senator AS menyebut Israel penjahat atas invasi brutalnya di Gaza. Namun, dia mendukung pengiriman bantuan militer AS untuk Zionis Israel. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Seorang senator Amerika Serikat (AS) telah menunjukkan sikap munafiknya atas invasi brutal Israel di Gaza, Palestina.

Dia mencaci maki rezim Zionis dan pendukung invasi brutalnya, termasuk menyebut mereka penjahat perang. Namun, dia juga memberikan persetujuan pengiriman bantuan militer Washington untuk Tel Aviv.

Senator Chris Van Hollen dari Partai Demokrat menyampaikan pidato yang mengecam Israel pada hari Senin lalu.

“Presiden [Joe Biden] harus menuntut agar pemerintahan [Benjamin] Netanyahu segera mengizinkan lebih banyak makanan dan air, serta pasokan penyelamat nyawa lainnya ke Gaza dan memastikan pasokan tersebut menjangkau anak-anak dan orang lain yang kelaparan,” kata Vollen.

“Anak-anak di Gaza sekarang sekarat karena sengaja tidak memberikan makanan,” lanjut dia.



“Selain berita mengerikan itu, ada satu hal lagi yang benar. Itu adalah kejahatan perang. Ini adalah kejahatan perang yang ada dalam buku teks. Dan hal ini membuat mereka yang mengaturnya menjadi penjahat perang.”

Sekadar diketahui, Van Hollen ikut memberikan suara yang mendukung pengiriman bantuan militer AS senilai USD14 miliar kepada Israel.

“Dia baru saja mengaku sebagai penjahat perang,” kritik jurnalis Robert Fantina dengan masam, menanggapi retorika Van Hollen saat tampil di program "The Critical Hour" Sputnik pada hari Rabu (14/2/2024).

“Dia menyatakan bahwa yang terjadi adalah kelaparan,” lanjut Fantina.

“Anak-anak mati kelaparan. Ini sungguh...mengerikan dan merupakan kejahatan perang, dan dia telah memilih untuk membiayainya.”

Van Hollen membela tindakannya yang tampaknya kontradiktif dengan menyatakan bahwa undang-undang yang dia dukung mencakup dana untuk bantuan kemanusiaan di Gaza dan zona konflik global lainnya.

Undang-undang tersebut juga menyediakan dana sekitar USD60 miliar untuk perang proksi Ukraina melawan Rusia yang didukung AS, yang sangat ingin didukung oleh Partai Demokrat bahkan ketika rezim Kyiv menghadapi kemungkinan keruntuhan militer dan politik.

Penahanan pasokan makanan untuk warga Gaza bukan satu-satunya kejahatan perang Israel yang dibahas dalam beberapa hari terakhir. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir baru-baru ini menyerukan agar perempuan dan anak-anak Palestina yang mendekati perbatasan Gaza untuk ditembak di tempat selama pertemuan dengan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi.

“Kita tidak bisa membiarkan perempuan dan anak-anak mendekati perbatasan...siapa pun yang mendekat harus terkena peluru [di kepala mereka],” kata politisi kontroversial itu, yang dilansir The Jerusalem Post.

Fantina mengatakan kemunculan seruan menteri Zionis itu penting dalam publikasi Israel.

“Ben-Gvir sudah sangat jelas sejak awal masa jabatannya di kabinet Israel bahwa semua warga Palestina harus pergi atau mati di sana,” katanya.

“Dia tidak peduli yang mana, tapi mereka harus dilenyapkan dan... Israel akan menyerap seluruh Palestina dan tidak akan ada lagi orang Arab di sana.”

“Israel telah melakukan hal ini beberapa tahun yang lalu, ketika warga Palestina melakukan protes di perbatasan, [bagian dari] protes damai untuk Hak Kembali, dan mereka ditembak,” imbuh Fantina.

“Banyak yang terbunuh, petugas medis menjadi sasaran—semuanya melanggar hukum internasional tentang kejahatan perang.”

“Dan sekarang, Ben-Gvir mengatakan 'ya, kita harus melanjutkan ini. Kita harus melanjutkan genosida ini, dengan kejahatan terhadap kemanusiaan'. Dan Jerusalem Post melaporkannya seolah-olah itu hanya berita main stream," paparnya.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)