Dikira Penculik Anak, Insinyur Google Tewas Dihajar 200 Orang

Senin, 16 Juli 2018 - 10:22 WIB
Dikira Penculik Anak, Insinyur Google Tewas Dihajar 200 Orang
Dikira Penculik Anak, Insinyur Google Tewas Dihajar 200 Orang
A A A
NEW DELHI - Seorang insinyur perangkat lunak Google tewas dan tiga orang lainnya berjuang untuk hidup setelah massa sekitar 200 orang di India menghajar mereka. Massa mengira para korban adalah kelompok penculik anak.

Insinyur yang tewas bernama Mohammad Azam. Sedangkan tiga orang lainnya termasuk warga Qatar mengalami luka parah.

Ratusan orang yang mengamuk tersebut dipicu informasi yang menyebar di WhatsApp yang melabeli para korban dengan sebutan "child-lifters".

Amuk massa ini terjadi pada hari Jumat, ketika Azam, bersama dengan tiga temannya, Mohammed Salman, Mohammed Salham-eid-al-Kubaisi dan Noor Mohammed, berhenti di sebuah toko di dekat Balkut Tanda dalam perjalanan mereka ke Hyderabad. Melihat anak-anak berkeliaran, para pria itu menawarkan cokelat.

Namun, di wilayah itu sedang berembus desas-desus tentang geng penculik anak yang sedang beroperasi. Penduduk setempat berasumsi bahwa orang-orang itu berusaha memancing anak-anak. Untuk mencegah apa yang mereka yakini sebagai upaya penculikan, massa bersenjata ramai-ramai menyerang para pria tersebut.

Meskipun keempat pria itu berhasil lolos dari kekerasan awal, pesan yang beredar di WhatsApp dari serangan itu memicu tanggapan besar-besaran lebih lanjut. Massa dari dari desa-desa sekitar langsung mengejar mobil yang ditumpangi empat pria itu dengan sepeda motor. Selama pengejaran, mobil itu keluar dari jalan dan jatuh ke sebuah gorong-gorong di luar Desa Murki.

Massa mengepung kendaraan, menyeret empat korban ke tanah. Keempat pria dipukuli dengan tinju, kaki, batu dan tongkat. Bahkan polisi yang datang untuk menyelamatkan para korban gagal meyakinkan massa agar bubar. Setidaknya tiga aparat polisi terluka dalam bentrokan itu.

Setelah amuk massa berhenti, Azam menyerah pada lukanya saat dilarikan ke rumah sakit. Tiga rekannya hingga hari ini (16/7/2018) masih berjuang untuk hidup di rumah sakit Hyderabad.

Pejabat polisi setempat Inspektur Polisi D. Devaraja mengatakan bahwa polisi memeriksa setidaknya 32 orang sehubungan dengan tindakan main hakim sendiri, di mana 28 orang di antaranya ditangkap.

Administrator grup WhatsApp, yang mengedarkan pesan "seruan bantuan" termasuk di antara mereka yang ditahan. Keluarga Azam sekarang menyerukan orang-orang yang bersalah untuk dihukum.

“Dia adalah seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja dengan Google. Dia tampak sangat pintar dan terdidik dalam perilakunya. Bagaimana orang bisa mencurigainya sebagai penculik anak-anak? Jelas, itu tidak akan menjadi alasannya," kata saudara Azam, Mohammad Akram, dikutip Hindustan Times, Senin (16/7/2018).

"Orang yang bersalah harus dihukum sehingga tidak ada orang lain yang tidak bersalah kehilangan nyawanya dengan cara ini."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3022 seconds (0.1#10.140)