Serangan Israel Menggila di Rafah, Upaya Gencatan Senjata Berlanjut

Jum'at, 09 Februari 2024 - 19:06 WIB
loading...
A A A

Dorongan Diplomatis


Meskipun Israel menolak usulan Hamas, pembicaraan lebih lanjut direncanakan. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang bertemu dengan para mediator pekan ini dalam perjalanan kelimanya ke wilayah tersebut sejak dimulainya perang, mengatakan dia masih melihat ruang untuk negosiasi.

Blinken juga mengatakan jumlah korban tewas warga sipil terlalu tinggi dan menegaskan kembali bahwa operasi Israel harus mengutamakan warga sipil.

Dia mengatakan telah menyarankan beberapa cara untuk meminimalkan dampak buruk dalam pembicaraan dengan para pemimpin Israel, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Blinken berangkat untuk kembali ke AS pada Kamis sore.

Delegasi Hamas di Mesir diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat termasuk kepala Intelijen Mesir, Abbas Kamel, menurut sumber keamanan Mesir.

Hamas mengusulkan gencatan senjata selama empat setengah bulan, dengan seluruh sandera akan dibebaskan, Israel akan menarik pasukannya dan kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri perang. Tawaran tersebut merupakan tanggapan terhadap proposal yang dibuat kepala mata-mata AS dan Israel bersama Qatar dan Mesir, dan disampaikan ke Hamas pekan lalu.

Hamas mengatakan mereka tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang tidak mencakup diakhirinya perang dan penarikan mundur Israel.

Israel mengatakan mereka tidak akan mundur atau menghentikan pertempuran sampai Hamas dibasmi.

Rezim kolonial Israel memulai serangan militernya setelah Hamas dari Gaza membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil Israel sendiri.

Militer Israel mengatakan pada Kamis bahwa, selama beberapa hari terakhir, pasukannya telah membunuh lebih dari 20 pejuang di kota utama selatan Gaza, Khan Yunis, yang sekarang menjadi lokasi pertempuran paling sengit dalam perang tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0856 seconds (0.1#10.140)