Dua Pria Yahudi Israel Ditangkap karena Ludahi Kepala Biara Kristen di Yerusalem

Senin, 05 Februari 2024 - 15:06 WIB
loading...
A A A
Hammam Farah, seorang Kristen Palestina yang tinggal di Kanada, yang telah kehilangan beberapa kerabatnya dalam aksi pengeboman saat ini, mengatakan kepada Middle East Eye tahun lalu bahwa salah satu komunitas Kristen tertua di dunia saat ini menghadapi ancaman kepunahan.

Menurut Farah, terdapat sekitar 3.000 umat Kristen sebelum pengepungan dan blokade Israel di Gaza dimulai pada tahun 2007.
Jumlah tersebut menyusut menjadi sekitar 1.000 karena orang-orang meninggalkan Gaza karena kondisi yang tidak manusiawi akibat blokade tersebut dan tetap stabil selama bertahun-tahun.

Namun, sejak 7 Oktober 2023, jumlahnya menurun menjadi 800 orang, dan lebih banyak lagi yang dikhawatirkan meninggal karena jumlah korban tewas di Gaza meningkat setiap hari.

Umat Kristen mencari perlindungan di gereja-gereja selama pengeboman yang terus-menerus terjadi, termasuk di gereja bersejarah St Porphyrius, yang dibom pada 19 Oktober.

Farah mengatakan dia telah kehilangan banyak anggota keluarganya dalam “kampanye genosida” Israel, yang memaksa umat Kristen untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi ke gereja.

“Langit-langit runtuh [di Gereja St Porphyrius], menewaskan 18 orang, termasuk sepupu saya, Soliman. Dia berusia 35 tahun. Istrinya menderita luka serius dan patah punggung, patah pinggul, dan patah rahang. Mereka memiliki dua anak kecil yang menyaksikan ayah mereka tewas di bawah reruntuhan,” katanya.
(mas)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2294 seconds (0.1#10.140)