Pasukan AS Serang Rudal Jelajah Anti-Kapal Houthi di Yaman
loading...
A
A
A
SANAA - Militer Amerika Serikat (AS) pada Minggu (4/2/2024) menyerang satu rudal jelajah anti-kapal yang “siap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah” di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menambahkan, “Tindakan ini akan melindungi kebebasan navigasi dan membuat perairan internasional lebih aman dan terjamin bagi kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang.”
“Pada tanggal 4 Februari, sekitar pukul 4 pagi (waktu Sanaa) 01:00 GMT, pasukan Komando Pusat AS melakukan serangan untuk membela diri terhadap rudal jelajah anti-kapal Houthi yang bersiap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah,” papar CENTCOM di X.
CENTCOM menjelaskan, “Pasukan AS mengidentifikasi rudal jelajah tersebut di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan menetapkan rudal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut.”
Organisasi militer Houthi Yaman bersumpah akan menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah sebagai tanggapan atas invasi Israel ke Jalur Gaza.
AS bereaksi dengan melakukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di wilayah tersebut dan melancarkan serangan gabungan dengan Inggris terhadap posisi Houthi.
Moskow mengecam tindakan AS sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain dari distorsi resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Anglo-Saxon dan pengabaian hukum internasional atas nama meningkatkan situasi di wilayah tersebut demi tujuan destruktif mereka sendiri,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.
Sebelumnya dilaporkan, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap 36 sasaran Houthi di 13 lokasi di Yaman pada Sabtu (3/2/2024).
Serangan keroyokan itu untuk menanggapi aksi Houthi yang menghadang kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.
“Hari ini, atas arahan pemerintah masing-masing, militer Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru melakukan serangan tambahan yang proporsional dan diperlukan terhadap 36 target Houthi di 13 lokasi di Yaman sebagai respons terhadap serangan berkelanjutan Houthi terhadap pelayaran internasional dan komersial serta kapal angkatan laut yang transit di Laut Merah,” papar pernyataan koalisi pimpinan AS.
Koalisi tersebut menambahkan, “Serangan hari Sabtu secara khusus menargetkan situs-situs yang terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, dan radar yang terkubur dalam milik Houthi dan dimaksudkan mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam dunia perdagangan, dan kehidupan pelaut yang tidak bersalah."
“Lebih dari 30 serangan yang dilakukan Houthi terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak pertengahan November merupakan tantangan internasional,” ungkap pernyataan itu.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menambahkan, “Tindakan ini akan melindungi kebebasan navigasi dan membuat perairan internasional lebih aman dan terjamin bagi kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang.”
“Pada tanggal 4 Februari, sekitar pukul 4 pagi (waktu Sanaa) 01:00 GMT, pasukan Komando Pusat AS melakukan serangan untuk membela diri terhadap rudal jelajah anti-kapal Houthi yang bersiap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah,” papar CENTCOM di X.
CENTCOM menjelaskan, “Pasukan AS mengidentifikasi rudal jelajah tersebut di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan menetapkan rudal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut.”
Organisasi militer Houthi Yaman bersumpah akan menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah sebagai tanggapan atas invasi Israel ke Jalur Gaza.
AS bereaksi dengan melakukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di wilayah tersebut dan melancarkan serangan gabungan dengan Inggris terhadap posisi Houthi.
Moskow mengecam tindakan AS sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain dari distorsi resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Anglo-Saxon dan pengabaian hukum internasional atas nama meningkatkan situasi di wilayah tersebut demi tujuan destruktif mereka sendiri,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.
Sebelumnya dilaporkan, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap 36 sasaran Houthi di 13 lokasi di Yaman pada Sabtu (3/2/2024).
Serangan keroyokan itu untuk menanggapi aksi Houthi yang menghadang kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.
“Hari ini, atas arahan pemerintah masing-masing, militer Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru melakukan serangan tambahan yang proporsional dan diperlukan terhadap 36 target Houthi di 13 lokasi di Yaman sebagai respons terhadap serangan berkelanjutan Houthi terhadap pelayaran internasional dan komersial serta kapal angkatan laut yang transit di Laut Merah,” papar pernyataan koalisi pimpinan AS.
Koalisi tersebut menambahkan, “Serangan hari Sabtu secara khusus menargetkan situs-situs yang terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, dan radar yang terkubur dalam milik Houthi dan dimaksudkan mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam dunia perdagangan, dan kehidupan pelaut yang tidak bersalah."
“Lebih dari 30 serangan yang dilakukan Houthi terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak pertengahan November merupakan tantangan internasional,” ungkap pernyataan itu.
(sya)