AS Akui Sulit Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke Turki Gara-gara S-400 Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui masih kesulitan untuk menjual jet tempur siluman F-35 ke Turki. Sebab, sekutunya di NATO itu tetap mengoperasikan sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.
“Tidak ada perubahan pada pandangan kami bahwa program F-35 untuk Turki tidak sesuai dengan penggunaan rudal S-300 dan S-400 [Rusia]," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/2/2024).
"Jadi kami masih melakukan diskusi tersebut, dan jika Turki dapat menyelesaikan kekhawatiran kami mengenai hal tersebut, maka akan ada pemulihan pergerakan ke dalam program F-35,” lanjut Kirby.
Sekadar diketahui, Turki awalnya adalah bagian konsorsium program jet tempur siluman F-35 bersama beberapa negara NATO lainnya.
Namun, di tengah perjalanan, Ankara nekat membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia--langkah yang sangat ditentang negara-negara NATO, terutama AS.
Washington pada akhirnya mendepak Ankara keluar dari program jet tempur tersebut meski Turki sudah memesan banyak pesawat F-35 dan telah membayar uang mukanya.
Amerika berpendapat jet tempur generasi kelima itu tidak kompatibel dengan sistem rudal S-400. Washington juga khawatir tindakan Turki mengaktifkan senjata Rusia itu bisa membocorkan rahasia dari pesawat F-35 kepada Moskow.
Masalah itu telah lama menjadi titik perseteruan Washington dan Ankara. Pada akhirnya, Amerika memutuskan menjual jet tempur F-16 kepada sekutunya tersebut daripada F-35.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS telah memberi Kongres jaminan yang diperlukan mengenai keamanan Yunani di Laut Aegea terkait penjualan jet tempur F-16 ke Turki.
Hal itu disampaikan Anggota Kongres John Sarbanes kepada Open TV.
Menurut Sarbanes, jika jaminan ini tidak diberikan, ketua komite tidak akan menyetujui penjualan F-16 ke Ankara dan tidak akan merasa nyaman dengan penjualan tersebut di depan umum.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang dicapai di Vilnius, yang dikenal sebagai apa yang disebut “paket Menendez”, para legislator akan menerima surat yang berisi pernyataan Departemen Luar Negeri berjanji untuk mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah apa pun jika ketentuan penjualan dilanggar oleh Turki, dan program F-16 akan dihentikan jika masalah tersebut masih belum terselesaikan.
Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa jet tempur tidak dapat digunakan untuk melanggar kedaulatan sekutu NATO lainnya.
Berbicara mengenai surat tersebut, Sarbanes membenarkan bahwa serangkaian komunikasi dan jaminan telah dilakukan kepada ketua komite kongres yang dapat menyetujui penjualan tersebut.
“Tidak ada perubahan pada pandangan kami bahwa program F-35 untuk Turki tidak sesuai dengan penggunaan rudal S-300 dan S-400 [Rusia]," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/2/2024).
"Jadi kami masih melakukan diskusi tersebut, dan jika Turki dapat menyelesaikan kekhawatiran kami mengenai hal tersebut, maka akan ada pemulihan pergerakan ke dalam program F-35,” lanjut Kirby.
Sekadar diketahui, Turki awalnya adalah bagian konsorsium program jet tempur siluman F-35 bersama beberapa negara NATO lainnya.
Namun, di tengah perjalanan, Ankara nekat membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia--langkah yang sangat ditentang negara-negara NATO, terutama AS.
Washington pada akhirnya mendepak Ankara keluar dari program jet tempur tersebut meski Turki sudah memesan banyak pesawat F-35 dan telah membayar uang mukanya.
Amerika berpendapat jet tempur generasi kelima itu tidak kompatibel dengan sistem rudal S-400. Washington juga khawatir tindakan Turki mengaktifkan senjata Rusia itu bisa membocorkan rahasia dari pesawat F-35 kepada Moskow.
Masalah itu telah lama menjadi titik perseteruan Washington dan Ankara. Pada akhirnya, Amerika memutuskan menjual jet tempur F-16 kepada sekutunya tersebut daripada F-35.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS telah memberi Kongres jaminan yang diperlukan mengenai keamanan Yunani di Laut Aegea terkait penjualan jet tempur F-16 ke Turki.
Hal itu disampaikan Anggota Kongres John Sarbanes kepada Open TV.
Menurut Sarbanes, jika jaminan ini tidak diberikan, ketua komite tidak akan menyetujui penjualan F-16 ke Ankara dan tidak akan merasa nyaman dengan penjualan tersebut di depan umum.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang dicapai di Vilnius, yang dikenal sebagai apa yang disebut “paket Menendez”, para legislator akan menerima surat yang berisi pernyataan Departemen Luar Negeri berjanji untuk mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah apa pun jika ketentuan penjualan dilanggar oleh Turki, dan program F-16 akan dihentikan jika masalah tersebut masih belum terselesaikan.
Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa jet tempur tidak dapat digunakan untuk melanggar kedaulatan sekutu NATO lainnya.
Berbicara mengenai surat tersebut, Sarbanes membenarkan bahwa serangkaian komunikasi dan jaminan telah dilakukan kepada ketua komite kongres yang dapat menyetujui penjualan tersebut.
(mas)