AS Veto Resolusi Perlindungan Internasional untuk Palestina
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) membuktikan ancamannya dengan memveto resolusi tentang perlindungan internasional untuk rakyat Palestina. Resolusi yang disodorkan ke Dewan Keamanan (DK) PBB itu diajukan Kuwait.
Proposal pro-Palestina itu diajukan setelah lebih dari 120 warga Palestina tewas dibunuh pasukan Israel dalam protes massal Great March of Return di perbatasan Gaza-Israel.
Dalam pidato di DK PBB, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengkritik proposal Kuwait tersebut. Haley menggambarkannya sebagai "pandangan yang sangat sepihak".
Diplomat Amerika ini menuduh Hamas menghasut aksi-aksi kekerasan di perbatasan Gaza- Israel, dengan sengaja menyusupkan "teroris" dalam protes massal Great March of Return. Selain itu, ujar Haley, Hamas dengan sengaja menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia.
"Kelompok teroris Hamas memikul tanggung jawab utama untuk kondisi kehidupan yang mengerikan di Gaza," katanya, sebelum pemungutan suara DK PBB.
AS adalah satu-satunya anggota DK PBB yang memberikan suara menentang proposal tersebut. Ada 10 suara yang mendukung dan empat suara lainnya abstain (Polandia, Inggris, Belanda dan Ethiopia).
Sebuah resolusi dapat diadopsi oleh DK PBB jika didukung sembilan suara dan tidak ada veto oleh AS, Rusia, China, Prancis atau pun Inggris.
"Pesan yang diberikan oleh dewan hari ini, karena suara menentang ini, adalah bahwa kekuatan pendudukan menikmati pengecualian," kata seorang perwakilan Kuwait setelah proposal negaranya diveto Amerika.
"Mengapa orang Palestina terus menderita? Mengapa komunitas internasional gagal bertindak? Mengapa Israel menikmati impunitas? Mengapa semua nyawa ini hilang dan semua darah ini ditumpahkan?," tanya diplomat Kuwait tersebut, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (2/6/2018).
Pemungutan suara di DK PBB dilakukan setelah beberapa hari lalu puluhan roket dan mortir ditembakkan kelompok militan Gaza ke wilayah Israel selatan. Lima warga Israel, termasuk tiga tentara terluka.
Serbuan roket dan mortir itu dibalas dengan serangan jet-jet tempur Israel terhadap sekitar 35 target di Gaza.
Veto oleh AS terkait konflik Israel-Palestina ini merupakan yang kedua kalinya. Dubes Haley sebelumnya memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump soal pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Saat itu, 14 anggota DK PBB mendukung resolusi yang diajukan oleh Mesir tersebut.
Proposal pro-Palestina itu diajukan setelah lebih dari 120 warga Palestina tewas dibunuh pasukan Israel dalam protes massal Great March of Return di perbatasan Gaza-Israel.
Dalam pidato di DK PBB, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengkritik proposal Kuwait tersebut. Haley menggambarkannya sebagai "pandangan yang sangat sepihak".
Diplomat Amerika ini menuduh Hamas menghasut aksi-aksi kekerasan di perbatasan Gaza- Israel, dengan sengaja menyusupkan "teroris" dalam protes massal Great March of Return. Selain itu, ujar Haley, Hamas dengan sengaja menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia.
"Kelompok teroris Hamas memikul tanggung jawab utama untuk kondisi kehidupan yang mengerikan di Gaza," katanya, sebelum pemungutan suara DK PBB.
AS adalah satu-satunya anggota DK PBB yang memberikan suara menentang proposal tersebut. Ada 10 suara yang mendukung dan empat suara lainnya abstain (Polandia, Inggris, Belanda dan Ethiopia).
Sebuah resolusi dapat diadopsi oleh DK PBB jika didukung sembilan suara dan tidak ada veto oleh AS, Rusia, China, Prancis atau pun Inggris.
"Pesan yang diberikan oleh dewan hari ini, karena suara menentang ini, adalah bahwa kekuatan pendudukan menikmati pengecualian," kata seorang perwakilan Kuwait setelah proposal negaranya diveto Amerika.
"Mengapa orang Palestina terus menderita? Mengapa komunitas internasional gagal bertindak? Mengapa Israel menikmati impunitas? Mengapa semua nyawa ini hilang dan semua darah ini ditumpahkan?," tanya diplomat Kuwait tersebut, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (2/6/2018).
Pemungutan suara di DK PBB dilakukan setelah beberapa hari lalu puluhan roket dan mortir ditembakkan kelompok militan Gaza ke wilayah Israel selatan. Lima warga Israel, termasuk tiga tentara terluka.
Serbuan roket dan mortir itu dibalas dengan serangan jet-jet tempur Israel terhadap sekitar 35 target di Gaza.
Veto oleh AS terkait konflik Israel-Palestina ini merupakan yang kedua kalinya. Dubes Haley sebelumnya memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump soal pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Saat itu, 14 anggota DK PBB mendukung resolusi yang diajukan oleh Mesir tersebut.
(mas)