Putin Tegaskan Belarusia Sekarang jadi Kekuatan Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Belarusia telah bergabung dengan kelompok “kekuatan nuklir”.
Yang dia maksud adalah Minsk berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertamanya, yang dibangun Rosatom, perusahaan energi atom negara Rusia.
Kementerian Energi Belarusia memberikan lampu hijau resmi pada November untuk pengoperasian komersial unit pembangkit listrik kedua di PLTN tersebut.
Dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 2.400 megawatt, pembangkit tersebut diharapkan dapat memenuhi hingga 40% kebutuhan energi negara, demikian yang dilaporkan media pada saat itu.
“Ini adalah langkah maju yang besar,” ungkap Putin pada Senin (29/1/2024), mengomentari perkembangan tersebut.
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan pembangunan pembangkit listrik tersebut telah memunculkan “industri baru” di negara tetangganya. “Dalam hal ini, Belarusia sudah pasti menjadi negara dengan tenaga nuklir,” papar dia.
Terletak tidak jauh dari kota Ostrovets di barat laut Belarusia, pembangkit listrik ini dibangun antara tahun 2013 dan 2023 oleh Atomstroyexport, anak perusahaan Rosatom.
Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di luar Rusia yang menggunakan reaktor nuklir generasi 3+ canggih milik Rosatom, menurut laporan RIA Novosti.
Pada tahun 2023, Moskow juga menempatkan senjata nuklir di Belarusia, menyusul permintaan berulang kali dari Minsk.
Kepemimpinan Belarusia mengutip kebijakan Barat yang agresif dan persepsi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir AS di beberapa sekutu Washington di Eropa.
Rusia juga mengisyaratkan kesiapannya menggunakan persenjataan apa pun yang dimilikinya untuk melindungi Belarusia, jika negara itu diserang.
Kerja sama militer antara kedua tetangga semakin meningkat di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Kiev dan Moskow.
Putin mengumumkan keputusannya menempatkan senjata nuklir di Belarus pada Maret 2023 sebagai tanggapan atas rencana Inggris menyediakan amunisi uranium kepada Ukraina.
Tindakan Inggris itu dikecam Moskow sebagai langkah sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Pada Juli 2023, Rusia mengatakan mereka dapat mempertimbangkan menarik senjata nuklir taktisnya dari Belarusia jika AS dan NATO mengubah arah politik mereka saat ini dan menghapus persenjataan nuklir Washington dari Eropa, serta membongkar infrastrukturnya.
Yang dia maksud adalah Minsk berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertamanya, yang dibangun Rosatom, perusahaan energi atom negara Rusia.
Kementerian Energi Belarusia memberikan lampu hijau resmi pada November untuk pengoperasian komersial unit pembangkit listrik kedua di PLTN tersebut.
Dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 2.400 megawatt, pembangkit tersebut diharapkan dapat memenuhi hingga 40% kebutuhan energi negara, demikian yang dilaporkan media pada saat itu.
“Ini adalah langkah maju yang besar,” ungkap Putin pada Senin (29/1/2024), mengomentari perkembangan tersebut.
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan pembangunan pembangkit listrik tersebut telah memunculkan “industri baru” di negara tetangganya. “Dalam hal ini, Belarusia sudah pasti menjadi negara dengan tenaga nuklir,” papar dia.
Terletak tidak jauh dari kota Ostrovets di barat laut Belarusia, pembangkit listrik ini dibangun antara tahun 2013 dan 2023 oleh Atomstroyexport, anak perusahaan Rosatom.
Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di luar Rusia yang menggunakan reaktor nuklir generasi 3+ canggih milik Rosatom, menurut laporan RIA Novosti.
Pada tahun 2023, Moskow juga menempatkan senjata nuklir di Belarusia, menyusul permintaan berulang kali dari Minsk.
Kepemimpinan Belarusia mengutip kebijakan Barat yang agresif dan persepsi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir AS di beberapa sekutu Washington di Eropa.
Rusia juga mengisyaratkan kesiapannya menggunakan persenjataan apa pun yang dimilikinya untuk melindungi Belarusia, jika negara itu diserang.
Kerja sama militer antara kedua tetangga semakin meningkat di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Kiev dan Moskow.
Putin mengumumkan keputusannya menempatkan senjata nuklir di Belarus pada Maret 2023 sebagai tanggapan atas rencana Inggris menyediakan amunisi uranium kepada Ukraina.
Tindakan Inggris itu dikecam Moskow sebagai langkah sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Pada Juli 2023, Rusia mengatakan mereka dapat mempertimbangkan menarik senjata nuklir taktisnya dari Belarusia jika AS dan NATO mengubah arah politik mereka saat ini dan menghapus persenjataan nuklir Washington dari Eropa, serta membongkar infrastrukturnya.
(sya)