Korut Ancam Batalkan Pertemuan, Bomber AS Ubah Penerbangan

Sabtu, 19 Mei 2018 - 13:40 WIB
Korut Ancam Batalkan Pertemuan, Bomber AS Ubah Penerbangan
Korut Ancam Batalkan Pertemuan, Bomber AS Ubah Penerbangan
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang pekan ini sepakat untuk mengubah rencna penerbangan pesawat pembom B-52. Setidaknya, dua pesawat pembom B-52 yang memiliki kemampuan nuklir tidak akan terbang di atas Semenanjung Korea.

Keputusan itu dibuat setelah penolakan Korea Utara (Korut) terhadap latihan militer AS di kawasan itu. Pyongyang juga bahwa konferensi tingkat tinggi (KTT) mendatang antara Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump bisa beresiko.

Korut mengancam akan membatalkan KTT yang direncanakan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un yang dijadwalkan pada 12 Juni di Singapura. Korut mengatakan AS harus mempertimbangkan dengan cermat nasib pertemuan yang akan datang, mengingat apa yang disebutnya sebagai gangguan militer provokatif dengan Korsel seperti diberitakan kantor berita Korut.

Para pejabat mengatakan tidak jelas apakah keputusan untuk mengalihkan rute pesawat itu sebagai tanggapan atas pernyataan Korut. Namun mereka mencatat langkah itu adalah bagian dari upaya untuk mencoba meringankan prospek Korut yang mampu mengklaim AS terlibat dalam perilaku provokatif.

Para pejabat bersikeras misi pembom, yang telah berlangsung selama beberapa tahun, tidak dianggap sebagai latihan militer.

Secara resmi, Pentagon menolak berkomentar.

"Kami terus berkoordinasi dengan sekutu kami tetapi untuk alasan keamanan operasional kami tidak dapat berkomentar mengenai operasi masa depan atau yang sedang berlangsung. Ini juga termasuk proses pengambilan keputusan kami," kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Christopher Logan seperti dikutip dari CNN, Sabtu (19/5/2018).

"Keberadaan bomber yang terus-menerus merupakan bagian dari rutinitas, kemampuan penyerangan terdepan, yang mendukung keamanan regional dan sekutu kami di kawasan Indo-Pasifik," imbuhnya.

Para pejabat mengatakan B-52 yang lepas landas dari Guam dan mendarat kembali di sana, melakukan penerbangan yang dimulai 24-48 jam sebelumnya. Mereka terbang ke selatan/tenggara Semenanjung Korea tetapi tetap berada di luar wilayah udara Korsel.

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan rencana perubahan tersebut.

Pada hari Kamis, Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa keputusan untuk tidak memasukkan pengebom B-52 dalam latihan militer Max Thunder yang sedang berlangsung dan dibuat jauh sebelum pernyataan Korut pada 16 Mei tentang pertemuan diplomatik dan pertemuan puncak.

"B-52 non-partisipasi tidak terikat pada peristiwa atau komunikasi minggu ini. Republik Korea dan Amerika Serikat akan terus bekerja sama sepenuhnya untuk mengatur kondisi agar upaya diplomatik yang sukses tetap menjaga landasan kesiapan militer," sebuah pernyataan dari kata Pentagon.

Pembom AS telah terlihat secara teratur di Semenanjung Korea dalam beberapa bulan terakhir di tengah meningkatnya ketegangan dengan penerbangan pelatihan reguler Pyongyang dengan jet tempur Jepang dan Korsel yang sering memancing kemarahan rezim Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3569 seconds (0.1#10.140)