Mengapa Pangeran Mohammad Bin Salman Melakukan Reformasi dan Liberalisasi di Arab Saudi?

Kamis, 25 Januari 2024 - 19:19 WIB
loading...
A A A
"Meskipun reformasi tersebut mempunyai dampak, namun dampaknya terbatas," kata Duaa Dhainy, seorang peneliti di Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa Saudi yang berbasis di Berlin.

Siapa pun yang menentang reformasi dapat menghadapi penangkapan, kecaman atau “hukuman berat,” katanya. Dhainy menunjuk pada proyek megacity futuristik, Neom, yang direncanakan untuk dibangun di garis pantai Laut Merah Arab Saudi. “Ada banyak perbincangan mengenai kota ini menjadi kota hijau, dengan banyak gaya hidup sehat,” kata Dhainy. “Tetapi kenyataannya, masyarakat yang tinggal di sana selama beberapa generasi terpaksa keluar dari rumahnya untuk memberi jalan,” katanya, mengacu pada suku Huwaitat yang tinggal di daerah tersebut.

Faktanya, salah satu pemimpin suku yang memprotes pemindahan tersebut terbunuh dalam keadaan yang mencurigakan, dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Saudi, menurut para pendukungnya.

“Ada beberapa perubahan namun tidak ada perbedaan nyata dalam cara memperlakukan tahanan politik, atau sejauh mana kebebasan berpendapat bisa dilakukan,” Dhainy menyimpulkan. “Reformasi tersebut tidak memberikan dampak yang berarti terhadap situasi hak asasi manusia dan sampai hal tersebut terjadi, hal tersebut hanyalah propaganda.”

(ahm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)