Setelah AS, Giliran Guatemala Resmikan Kedutaan di Yerusalem
A
A
A
YERUSALEM - Guatemala dilaporkan telah secara resmi memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem. Guatemala menjadi negara pertama yang mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Melansir Anadolu Agency pada Rabu (16/5), Guatemala secara resmi memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada pagi hari tadi. Upacara pembukaan kedutaan itu dihadiri oleh sejumalah petinggi Guatemala dan Israel.
Presiden Guatemala, Jimmy Morales dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyhau bersama dengan sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara dilaporkan menghadiri upacara pembukaan kedutaan tersebut.
Selain Guatemala dan AS, Paraguay adalah negara lain yang memutuskan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Namun, sejauh ini belum diketahui kapan Paraguay akan menindahkan kedutaan ke kota tersebut.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon menyatakan, selain ketiga negara itu ada tiga negara lain yang berencana untuk memindahkan kedutaanya ke Yerusalem.
Namun, Nahshon menolak untuk memberikan nama-nama negara yang dimaksud dengan alasan masalah ini sensitivitas subjek. "Ini untuk tekanan internasional yang cukup besar pada mereka," tukasnya.
Melansir Anadolu Agency pada Rabu (16/5), Guatemala secara resmi memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada pagi hari tadi. Upacara pembukaan kedutaan itu dihadiri oleh sejumalah petinggi Guatemala dan Israel.
Presiden Guatemala, Jimmy Morales dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyhau bersama dengan sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara dilaporkan menghadiri upacara pembukaan kedutaan tersebut.
Selain Guatemala dan AS, Paraguay adalah negara lain yang memutuskan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Namun, sejauh ini belum diketahui kapan Paraguay akan menindahkan kedutaan ke kota tersebut.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon menyatakan, selain ketiga negara itu ada tiga negara lain yang berencana untuk memindahkan kedutaanya ke Yerusalem.
Namun, Nahshon menolak untuk memberikan nama-nama negara yang dimaksud dengan alasan masalah ini sensitivitas subjek. "Ini untuk tekanan internasional yang cukup besar pada mereka," tukasnya.
(esn)