Uni Afrika Kecam Aksi Keras Israel Terhadap Demonstran Palestina
A
A
A
ADDIS ABABA - Uni Afrika (UA) melemparkan kecaman keras atas tindakan keras tentara Israel terhadap demonstran Palestina di Gaza. Puluhan demonstran Palestina tewas akibat tindakan keras tentara Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Ketua AS, Moussa Faki Mahamat mengatakan, penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh tentara Israel telah mengakibatkan puluhan demonstranPalestina dan melukai puluhan lainnya.
Mahamat kemudian menyatakan, relokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem menjadi salah satu penyebab adanya kekerasan ini. Dia juga menyatakan kekhawatiran pemindahan kedubes ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan.
"Relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem hanya dapat semakin meningkatkan ketegangan di kawasan dan mempersulit pencarian solusi yang langgeng terhadap konflik Israel-Palestina," kata Mahamat, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (15/4).
"Kami menegaskan kembali solidaritasnya dengan rakyat Palestina dalam upaya mereka untuk membentuk sebuah negara yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," ucapnya, dan menambahkan UA mendesak komunitas internasional untuk mencari solusi dua negara yang bertahan lama.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, pasukan Israel membunuh 58 warga Palestina di pagar perbatasan dengan Gaza. Jumlah ini dua kali lipat jumlah warga Palestina yang tewas selama enam minggu aksi demonstrasi, "Kembali ke Tanah Kelahiran," dan terjadi bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sementara itu, Amnesty International menuturkan serangan yang dilakukan tentara Israel terhadap demonstran Palestina adalah pembunuhan yang disengaja, yang merupakan kejahatan perang.
Dalam sebuah pernyataan, Ketua AS, Moussa Faki Mahamat mengatakan, penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh tentara Israel telah mengakibatkan puluhan demonstranPalestina dan melukai puluhan lainnya.
Mahamat kemudian menyatakan, relokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem menjadi salah satu penyebab adanya kekerasan ini. Dia juga menyatakan kekhawatiran pemindahan kedubes ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan.
"Relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem hanya dapat semakin meningkatkan ketegangan di kawasan dan mempersulit pencarian solusi yang langgeng terhadap konflik Israel-Palestina," kata Mahamat, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (15/4).
"Kami menegaskan kembali solidaritasnya dengan rakyat Palestina dalam upaya mereka untuk membentuk sebuah negara yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," ucapnya, dan menambahkan UA mendesak komunitas internasional untuk mencari solusi dua negara yang bertahan lama.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, pasukan Israel membunuh 58 warga Palestina di pagar perbatasan dengan Gaza. Jumlah ini dua kali lipat jumlah warga Palestina yang tewas selama enam minggu aksi demonstrasi, "Kembali ke Tanah Kelahiran," dan terjadi bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sementara itu, Amnesty International menuturkan serangan yang dilakukan tentara Israel terhadap demonstran Palestina adalah pembunuhan yang disengaja, yang merupakan kejahatan perang.
(esn)