Perang Israel Gagal Total, Komandan Zionis Terkejut dengan Fasilitas Canggih Hamas
loading...
A
A
A
Laporan surat kabar Amerika Serikat tersebut lebih lanjut merinci kegagalan operasi militer Israel di Gaza.
Salah satu tujuan yang ditetapkan tentara Israel adalah penghancuran total jaringan terowongan. Namun, tampaknya hal tersebut tidak berhasil dilakukan.
“Menemukan dan menggali setiap terowongan memakan waktu dan berbahaya. Banyak di antaranya dilengkapi dengan jebakan, menurut militer Israel," papar laporan NYT.
Meskipun ada pernyataan kemenangan mengenai kendali militer Israel atas sebagian besar wilayah yang terkepung, fakta di lapangan tampaknya menunjukkan kenyataan yang berbeda.
“Menjelang invasi Israel, militer menilai bahwa mereka akan membentuk ‘kontrol operasional’ atas Kota Gaza, Khan Younis dan Rafah pada akhir Desember," tulis NYT.
“Tetapi pada pertengahan Januari, Israel belum memulai serangannya ke Rafah, kota paling selatan di Gaza, dan masih belum memaksa Hamas keluar dari seluruh wilayah Khan Younis, kota besar lainnya di selatan."
Selain itu, pasukan Israel menarik diri dari Gaza utara pada puncak kampanye militer pada bulan Desember, yang menciptakan kekosongan kekuasaan di utara, sehingga memungkinkan pejuang Hamas dan pejabat sipil untuk mencoba menegaskan kembali otoritas mereka di sana.
Bahkan, kelompok perlawanan Palestina secara konsisten meluncurkan roket ke arah pemukiman Israel di dekat Gaza, membuktikan bahwa kemampuan militer mereka sebagian besar masih utuh dan masih berfungsi penuh.
NYT mempunyai penilaian serupa, di mana pada hari Selasa pekan lalu Hamas menembakkan sekitar 25 roket ke Israel, membuat marah orang-orang Israel yang berharap bahwa setelah berbulan-bulan perang kemampuan peluncuran roket Hamas telah dihancurkan.
Kegagalan Israel lainnya adalah Israel tidak berhasil melenyapkan kepemimpinan Hamas di Gaza.
Salah satu tujuan yang ditetapkan tentara Israel adalah penghancuran total jaringan terowongan. Namun, tampaknya hal tersebut tidak berhasil dilakukan.
“Menemukan dan menggali setiap terowongan memakan waktu dan berbahaya. Banyak di antaranya dilengkapi dengan jebakan, menurut militer Israel," papar laporan NYT.
Meskipun ada pernyataan kemenangan mengenai kendali militer Israel atas sebagian besar wilayah yang terkepung, fakta di lapangan tampaknya menunjukkan kenyataan yang berbeda.
“Menjelang invasi Israel, militer menilai bahwa mereka akan membentuk ‘kontrol operasional’ atas Kota Gaza, Khan Younis dan Rafah pada akhir Desember," tulis NYT.
“Tetapi pada pertengahan Januari, Israel belum memulai serangannya ke Rafah, kota paling selatan di Gaza, dan masih belum memaksa Hamas keluar dari seluruh wilayah Khan Younis, kota besar lainnya di selatan."
Selain itu, pasukan Israel menarik diri dari Gaza utara pada puncak kampanye militer pada bulan Desember, yang menciptakan kekosongan kekuasaan di utara, sehingga memungkinkan pejuang Hamas dan pejabat sipil untuk mencoba menegaskan kembali otoritas mereka di sana.
Bahkan, kelompok perlawanan Palestina secara konsisten meluncurkan roket ke arah pemukiman Israel di dekat Gaza, membuktikan bahwa kemampuan militer mereka sebagian besar masih utuh dan masih berfungsi penuh.
NYT mempunyai penilaian serupa, di mana pada hari Selasa pekan lalu Hamas menembakkan sekitar 25 roket ke Israel, membuat marah orang-orang Israel yang berharap bahwa setelah berbulan-bulan perang kemampuan peluncuran roket Hamas telah dihancurkan.
Kegagalan Israel lainnya adalah Israel tidak berhasil melenyapkan kepemimpinan Hamas di Gaza.