Israel Bunuh Bos Mata-mata dan 3 Personel IRGC di Suriah, Ini Respons Iran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Serangan Israel di Damaskus, Suriah, telah menewaskan kepala mata-mata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan tiga anggota Garda lainnya pada hari Sabtu. Teheran menyatakan berhak untuk balas dendam.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia—kelompok yang memantau perang Suriah—mengatakan 10 orang tewas dalam serangan Israel di lingkungan Mazzeh, Damaskus, tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel dituduh mengintensifkan serangan terhadap tokoh senior Iran dan sekutunya di Suriah dan Lebanon—pendukung kelompok Hamas—, meningkatkan kekhawatiran konflik Gaza dapat meluas.
“Kepala intelijen Garda Revolusi [untuk] Suriah, wakilnya dan dua anggota Garda lainnya menjadi martir dalam serangan terhadap Suriah oleh Israel,” tulis kantor berita Mehr, mengutip sebuah sumber informasi Iran.
Dalam sebuah pernyataan, IRGC mengonfirmasi bahwa mereka kehilangan empat anggotanya dalam serangan yang mereka sebut dilakukan oleh Israel, musuh bebuyutan regionalnya.
Kantor berita Sepah yang terkait dengan IRGC melaporkan : “Rezim Zionis (Israel) yang jahat dan kriminal membunuh empat penasihat militer. Mereka diidentifikasi sebagai Hojatollah Omidvar, Ali Aghazadeh, Hossein Mohammadi dan Saeed Karimi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan itu sebagai upaya putus asa rezim Zionis Israel untuk menyebarkan ketidakstabilan di kawasan.
“Iran mempunyai hak untuk menanggapi terorisme terorganisir dari rezim Zionis palsu pada waktu dan tempat yang tepat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani seperti dikutip dari AFP, Minggu (21/1/2024).
Dia juga mendesak negara-negara asing dan organisasi internasional untuk mengutuk serangan Israel tersebut.
Serangan pada pertengahan pagi hari, yang menyebabkan kepulan asap besar membubung ke langit, juga dilaporkan oleh media pemerintah Suriah.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa sebuah bangunan perumahan di lingkungan Mazzeh di Damaskus telah menjadi sasaran dalam apa yang disebutnya sebagai “agresi Israel.”
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan serangan itu menewaskan sejumlah warga sipil.
Seorang jurnalis AFP di lokasi kejadian mengatakan bangunan itu telah menjadi tumpukan puing. Lokasi tersebut ditutup dengan ambulans, petugas pemadam kebakaran, dan tim Bulan Sabit Merah Arab Suriah di lokasi saat tim penyelamat mencari korban yang selamat.
“Saya mendengar ledakan dengan jelas di wilayah barat Mazzeh, dan saya melihat kepulan asap besar,” kata seorang warga kepada AFP, yang meminta tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
“Suaranya mirip ledakan rudal, dan beberapa menit kemudian saya mendengar suara ambulans,” imbuh dia.
Ketika ditanya tentang serangan itu, militer Israel mengatakan kepada AFP: “Kami tidak mengomentari laporan dari media asing.”
Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di wilaya negara tersebut, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran serta posisi tentara Suriah.
Namun serangan mereka semakin intensif sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia—kelompok yang memantau perang Suriah—mengatakan 10 orang tewas dalam serangan Israel di lingkungan Mazzeh, Damaskus, tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel dituduh mengintensifkan serangan terhadap tokoh senior Iran dan sekutunya di Suriah dan Lebanon—pendukung kelompok Hamas—, meningkatkan kekhawatiran konflik Gaza dapat meluas.
“Kepala intelijen Garda Revolusi [untuk] Suriah, wakilnya dan dua anggota Garda lainnya menjadi martir dalam serangan terhadap Suriah oleh Israel,” tulis kantor berita Mehr, mengutip sebuah sumber informasi Iran.
Dalam sebuah pernyataan, IRGC mengonfirmasi bahwa mereka kehilangan empat anggotanya dalam serangan yang mereka sebut dilakukan oleh Israel, musuh bebuyutan regionalnya.
Kantor berita Sepah yang terkait dengan IRGC melaporkan : “Rezim Zionis (Israel) yang jahat dan kriminal membunuh empat penasihat militer. Mereka diidentifikasi sebagai Hojatollah Omidvar, Ali Aghazadeh, Hossein Mohammadi dan Saeed Karimi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan itu sebagai upaya putus asa rezim Zionis Israel untuk menyebarkan ketidakstabilan di kawasan.
“Iran mempunyai hak untuk menanggapi terorisme terorganisir dari rezim Zionis palsu pada waktu dan tempat yang tepat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani seperti dikutip dari AFP, Minggu (21/1/2024).
Dia juga mendesak negara-negara asing dan organisasi internasional untuk mengutuk serangan Israel tersebut.
Serangan pada pertengahan pagi hari, yang menyebabkan kepulan asap besar membubung ke langit, juga dilaporkan oleh media pemerintah Suriah.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa sebuah bangunan perumahan di lingkungan Mazzeh di Damaskus telah menjadi sasaran dalam apa yang disebutnya sebagai “agresi Israel.”
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan serangan itu menewaskan sejumlah warga sipil.
Seorang jurnalis AFP di lokasi kejadian mengatakan bangunan itu telah menjadi tumpukan puing. Lokasi tersebut ditutup dengan ambulans, petugas pemadam kebakaran, dan tim Bulan Sabit Merah Arab Suriah di lokasi saat tim penyelamat mencari korban yang selamat.
“Saya mendengar ledakan dengan jelas di wilayah barat Mazzeh, dan saya melihat kepulan asap besar,” kata seorang warga kepada AFP, yang meminta tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
“Suaranya mirip ledakan rudal, dan beberapa menit kemudian saya mendengar suara ambulans,” imbuh dia.
Ketika ditanya tentang serangan itu, militer Israel mengatakan kepada AFP: “Kami tidak mengomentari laporan dari media asing.”
Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di wilaya negara tersebut, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran serta posisi tentara Suriah.
Namun serangan mereka semakin intensif sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.
(mas)