Biden Akui Serangan Udara AS Gagal Hentikan Houthi Yaman Hadang Kapal
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pasukan Amerika akan terus melancarkan serangan militer terhadap sasaran Houthi, meskipun faktanya kampanye tersebut “tidak menghentikan” pejuang Yaman menyerang kapal dagang di Laut Merah.
Kapal perang dan kapal selam Amerika Serikat yang ditempatkan di Laut Merah menembakkan gelombang rudal ke lebih dari selusin lokasi peluncuran Houthi di Yaman pada Rabu malam (17/1/2024).
Serangan AS itu beberapa jam setelah kelompok Houthi menyerang kapal kargo milik AS dengan drone.
Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi militer Amerika di Timur Tengah, mengatakan, “Pemboman Amerika akan menurunkan kemampuan Houthi melanjutkan serangan sembrono mereka terhadap pelayaran internasional dan komersial.”
Ketika ditanya pada Kamis apakah serangan di Yaman berhasil menghalangi Houthi, Biden menjawab, “Ketika Anda mengatakan berhasil, apakah mereka menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan melanjutkan? Ya."
Serangan rudal pada Rabu menandai keempat kalinya pasukan AS menyerang sasaran Houthi di Yaman sejak pekan lalu.
Pesawat tempur Amerika dan Inggris meluncurkan sekitar 70 rudal ke sasaran Houthi pada Kamis dan Jumat lalu, dan AS melancarkan serangan lanjutan pada Sabtu, Selasa, dan Rabu.
Tak lama setelah Biden berbicara, Komando Pusat mengumumkan pasukan Amerika telah melancarkan serangan lain, menargetkan rudal Houthi yang diklaim siap menembaki kapal komersial.
Di sela-sela serangan tersebut, pasukan Houthi terus menyerang kapal-kapal yang transit di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kelompok pejuang tersebut menyerang kapal kontainer milik AS dengan rudal balistik pada Senin dan kapal milik Yunani yang menuju Israel pada Selasa, sebelum menyerang kapal milik AS pada Rabu.
Pasukan Houthi telah menyerang puluhan kapal komersial sejak awal perang Israel-Hamas, dan bersumpah akan terus melanjutkannya sampai perang berakhir dan blokade Israel di Gaza dicabut.
Meskipun para pejuang pada awalnya mengatakan bahwa mereka hanya akan menargetkan kapal-kapal yang “berhubungan dengan Israel” atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel, juru bicara Houthi mengatakan pekan ini bahwa untuk satu kapal yang menjadi sasaran, “kapal tersebut cukup milik Amerika.”
Sekitar 15% lalu lintas pelayaran dunia menggunakan Laut Merah dan Terusan Suez untuk melakukan perjalanan antara laut Arab dan Mediterania.
Menanggapi serangan Houthi, perusahaan transportasi besar, termasuk Maersk, MSC, CMA CGM, dan Hapag-Lloyd telah mengubah rute kapal mereka di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan, rute yang jauh lebih panjang antara Asia dan Eropa.
Kapal perang dan kapal selam Amerika Serikat yang ditempatkan di Laut Merah menembakkan gelombang rudal ke lebih dari selusin lokasi peluncuran Houthi di Yaman pada Rabu malam (17/1/2024).
Serangan AS itu beberapa jam setelah kelompok Houthi menyerang kapal kargo milik AS dengan drone.
Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi militer Amerika di Timur Tengah, mengatakan, “Pemboman Amerika akan menurunkan kemampuan Houthi melanjutkan serangan sembrono mereka terhadap pelayaran internasional dan komersial.”
Ketika ditanya pada Kamis apakah serangan di Yaman berhasil menghalangi Houthi, Biden menjawab, “Ketika Anda mengatakan berhasil, apakah mereka menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan melanjutkan? Ya."
Serangan rudal pada Rabu menandai keempat kalinya pasukan AS menyerang sasaran Houthi di Yaman sejak pekan lalu.
Pesawat tempur Amerika dan Inggris meluncurkan sekitar 70 rudal ke sasaran Houthi pada Kamis dan Jumat lalu, dan AS melancarkan serangan lanjutan pada Sabtu, Selasa, dan Rabu.
Tak lama setelah Biden berbicara, Komando Pusat mengumumkan pasukan Amerika telah melancarkan serangan lain, menargetkan rudal Houthi yang diklaim siap menembaki kapal komersial.
Di sela-sela serangan tersebut, pasukan Houthi terus menyerang kapal-kapal yang transit di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kelompok pejuang tersebut menyerang kapal kontainer milik AS dengan rudal balistik pada Senin dan kapal milik Yunani yang menuju Israel pada Selasa, sebelum menyerang kapal milik AS pada Rabu.
Pasukan Houthi telah menyerang puluhan kapal komersial sejak awal perang Israel-Hamas, dan bersumpah akan terus melanjutkannya sampai perang berakhir dan blokade Israel di Gaza dicabut.
Meskipun para pejuang pada awalnya mengatakan bahwa mereka hanya akan menargetkan kapal-kapal yang “berhubungan dengan Israel” atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel, juru bicara Houthi mengatakan pekan ini bahwa untuk satu kapal yang menjadi sasaran, “kapal tersebut cukup milik Amerika.”
Sekitar 15% lalu lintas pelayaran dunia menggunakan Laut Merah dan Terusan Suez untuk melakukan perjalanan antara laut Arab dan Mediterania.
Menanggapi serangan Houthi, perusahaan transportasi besar, termasuk Maersk, MSC, CMA CGM, dan Hapag-Lloyd telah mengubah rute kapal mereka di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan, rute yang jauh lebih panjang antara Asia dan Eropa.
(sya)