Korsel Siapkan Roadmap Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
A
A
A
SEOUL - Pasca melakukan pertemuan antar Korea yang bersejarah, minggu-minggu mendatang akan menjadi waktu yang sibuk bagi para pejabat Korea Selatan (Korsel). Pasalnya, Seoul harus mempersiapkan roadmap untuk pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, akan bertemu dengan Trump sebelum pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un. Moon Jae-in juga diharapkan bertemu dengan koleganya dari Jepang dan China pada pertemuan puncak trilateral pada awal Mei.
Dikatakan oleh penasihat khusus Presiden Korsel, Moon Chung-in, pejabat Korsel akan terus berkoordinasi erat dengan AS, dan Moon Jae-in akan memberikan rincian pertemuannya dengan Kim Jong-un.
"Moon akan mengumpulkan informasi untuk Trump ketika dia mengunjungi Washington pada pertengahan Mei," katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/4/2018).
"Pemerintah kami telah membuat roadmap yang komprehensif dan kami telah membagikan roadmap itu dengan AS," imbuh penasihat presiden Korsel untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional itu.
Trump telah mendapatkan pujian atas kesediannya untuk berbicara dengan Kim Jong-un, dan Moon Jae-in juga memuji kampanye presiden AS itu tentang tekanan maksimum dan sanksi.
Perubahan dari situasi konfrontasi ke sebuah hubungan yang positif tidak terlepas dari dorongan oleh dua pemimpin Korea. Diawali dengan pidato Tahun Baru Jong-un di mana ia mengatakan terbuka untuk mengurangi ketegangan dengan Korsel dan bersedia mengirimkan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin.
Pemerintah Korsel pun dengan sigap menjawab sinyal positif itu, memicu kesibukan luar biasa terkait kunjungan diplomatik dan pertukaran lintas batas. Adalah pejabat Korsel yang menyampaikan undangan Jong-un untuk bertemu dengan Trump, dan mereka membantu mengatur perjalanan Direktur CIA Mike Pompeo ke Pyongyang.
Beberapa hari sebelum KTT hari Jumat, Kim Jong-un mengatakan Korut akan menghentikan uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya serta membongkar satu-satunya tempat uji coba nuklir yang diketahui.
"Pergeseran ke dialog dimungkinkan dalam contoh pertama oleh keputusan Korea Utara untuk terlibat dengan Korea Selatan pada awal 2018, dan dari sana, terima kasih atas bagian yang tidak kecil diplomasi cekatan Moon Jae-in," tulis Christopher Green, seorang penasihat senior di International Crisis Group, dalam laporannya.
Dengan keterlibatan besar antar-Korea di Olimpiade dan KTT, kedua negara mengatakan mereka akan memperdalam keterlibatan mereka.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketegangan, Korut dan Korsel setuju untuk membuka kantor penghubung, menghentikan siaran propaganda dan memungkinkan keluarga yang terpisah akibat perang Korea untuk bertemu.
Moon Jae-in dan Kim Jong-un juga setuju untuk tetap berkomunikasi erat; Moon Jae-in berencana mengunjungi Pyongyang akhir tahun ini.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, akan bertemu dengan Trump sebelum pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un. Moon Jae-in juga diharapkan bertemu dengan koleganya dari Jepang dan China pada pertemuan puncak trilateral pada awal Mei.
Dikatakan oleh penasihat khusus Presiden Korsel, Moon Chung-in, pejabat Korsel akan terus berkoordinasi erat dengan AS, dan Moon Jae-in akan memberikan rincian pertemuannya dengan Kim Jong-un.
"Moon akan mengumpulkan informasi untuk Trump ketika dia mengunjungi Washington pada pertengahan Mei," katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/4/2018).
"Pemerintah kami telah membuat roadmap yang komprehensif dan kami telah membagikan roadmap itu dengan AS," imbuh penasihat presiden Korsel untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional itu.
Trump telah mendapatkan pujian atas kesediannya untuk berbicara dengan Kim Jong-un, dan Moon Jae-in juga memuji kampanye presiden AS itu tentang tekanan maksimum dan sanksi.
Perubahan dari situasi konfrontasi ke sebuah hubungan yang positif tidak terlepas dari dorongan oleh dua pemimpin Korea. Diawali dengan pidato Tahun Baru Jong-un di mana ia mengatakan terbuka untuk mengurangi ketegangan dengan Korsel dan bersedia mengirimkan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin.
Pemerintah Korsel pun dengan sigap menjawab sinyal positif itu, memicu kesibukan luar biasa terkait kunjungan diplomatik dan pertukaran lintas batas. Adalah pejabat Korsel yang menyampaikan undangan Jong-un untuk bertemu dengan Trump, dan mereka membantu mengatur perjalanan Direktur CIA Mike Pompeo ke Pyongyang.
Beberapa hari sebelum KTT hari Jumat, Kim Jong-un mengatakan Korut akan menghentikan uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya serta membongkar satu-satunya tempat uji coba nuklir yang diketahui.
"Pergeseran ke dialog dimungkinkan dalam contoh pertama oleh keputusan Korea Utara untuk terlibat dengan Korea Selatan pada awal 2018, dan dari sana, terima kasih atas bagian yang tidak kecil diplomasi cekatan Moon Jae-in," tulis Christopher Green, seorang penasihat senior di International Crisis Group, dalam laporannya.
Dengan keterlibatan besar antar-Korea di Olimpiade dan KTT, kedua negara mengatakan mereka akan memperdalam keterlibatan mereka.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketegangan, Korut dan Korsel setuju untuk membuka kantor penghubung, menghentikan siaran propaganda dan memungkinkan keluarga yang terpisah akibat perang Korea untuk bertemu.
Moon Jae-in dan Kim Jong-un juga setuju untuk tetap berkomunikasi erat; Moon Jae-in berencana mengunjungi Pyongyang akhir tahun ini.
(ian)