6 Alasan Turki Makin Intensif Menyerang Basis Pertahanan Pemberontak PKK di Irak dan Suriah

Rabu, 17 Januari 2024 - 21:21 WIB
loading...
A A A
Perubahan iklim, berkurangnya curah hujan, dan pembendungan di hulu yang dilakukan Turki telah menyebabkan kondisi kekeringan di Irak dan Suriah.

5. Konflik Penjualan Minyak

6 Alasan Turki Makin Intensif Menyerang Basis Pertahanan Pemberontak PKK di Irak dan Suriah

Foto/Reuters

Sumber ketegangan lain antara Ankara, Bagdad, dan Erbil adalah perselisihan selama sembilan tahun mengenai penjualan minyak mentah dari wilayah Kurdistan ke Turki.

Kamar Dagang Internasional (ICC) yang berbasis di Paris memutuskan mendukung hak Baghdad untuk bersikeras mengawasi semua ekspor minyak Irak.

Perjanjian tersebut memerintahkan Turki untuk membayar ganti rugi kepada Baghdad sebesar USD1,5 miliar karena mengizinkan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) mengekspor minyak antara tahun 2014 dan 2018 tanpa persetujuan pemerintah Irak.

Irak secara resmi meminta Turki untuk melanjutkan ekspor minyak mentah dari wilayah Kurdistan melalui pelabuhan Ceyhan di Turki. Namun, Ankara belum memfasilitasi dimulainya kembali aktivitas tersebut, malah bersikeras agar Irak tidak membayar denda berdasarkan keputusan pengadilan internasional.

Irak dan KRG telah kehilangan jutaan dolar karena penangguhan tersebut, yang menyebabkan kenaikan harga minyak karena ekspor Kurdi mewakili sekitar 0,5 persen pasokan minyak global. Dimulainya kembali minyak mentah diperkirakan akan menurunkan harga minyak global.

6. Irak Ingin Menjadi Pusat Transportasi Dunia

6 Alasan Turki Makin Intensif Menyerang Basis Pertahanan Pemberontak PKK di Irak dan Suriah

Foto/Reuters

Permasalahan lain yang dibahas termasuk rencana ambisius Irak yang diumumkan pada bulan Juni 2024 untuk proyek senilai USD17 miliar yang mengubah Irak menjadi pusat transportasi regional dengan mengembangkan infrastruktur jalan raya dan kereta api yang menghubungkan Eropa dengan Timur Tengah.

Proyek sepanjang 1.200 kilometer yang dikenal sebagai 'Rute Pembangunan' ini membentang dari perbatasan utara dengan Turki hingga Teluk di selatan.

“Erdogan merasa berani dengan kemenangan pemilunya meskipun ada dukungan Kurdi terhadap oposisinya. Namun, untuk bisa memerintah dengan damai, ia memerlukan perjanjian perdamaian baru dengan PKK, namun hal tersebut harus dilakukan sebelum ia melemahkan perjanjian tersebut. Oleh karena itu peningkatan tempo serangan di Irak dan Suriah,” tambah Wahab.

“Membaca ruang global, Ankara merasakan perang di Ukraina dan kebutuhan NATO memberinya toleransi internasional atas tindakan yang diambil terhadap PKK dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)