Perang Melawan Rusia, Komandan Ukraina Mengeluh Para Tentaranya Sangat Tua

Senin, 15 Januari 2024 - 10:35 WIB
loading...
Perang Melawan Rusia, Komandan Ukraina Mengeluh Para Tentaranya Sangat Tua
Komandan militer Ukraina mengeluh karena para tentara yang berperang melawan Rusia rata-rata berusia sangat tua. Foto/REUTERS
A A A
KYIV - Di tengah perang melawan Rusia, seorang komandan militer Ukraina mengelukan kondisi personel tentara negaranya yang sebagian besar sangat tua. Dia menyerukan rekrutmen tentara yang lebih muda.

Alexey Tarasenko, komandan Brigade Penyerang ke-5 Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan usia rata-rata seorang prajurit saat ini adalah di atas 40 tahun.

Berbicara kepada Espresso TV pada hari Minggu, Tarasenko mengatakan bahwa aneh dan membingungkan ketika mendengar beberapa orang meragukan perlunya mobilisasi tambahan.



“Militer sangat menantikan bala bantuan baru karena situasi di banyak unit sangat kritis dalam hal personel,” keluhnya.

"Bahkan mereka yang datang sering kali meninggalkan banyak hal yang tidak diinginkan. Kebanyakan, mereka adalah laki-laki yang usianya jauh lebih tua dengan banyak masalah yang biasanya muncul [pada usia tersebut]," paparnya, yang dilansir RT, Senin (15/1/2024).

"Militer sangat membutuhkan pemuda karena mereka yang bergabung dengan tentara pada awal konflik sebagian besar sudah 'pergi', katanya.

Pernyataan Tarasenko muncul setelah Parlemen Ukraina meminta pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky melakukan revisi tambahan terhadap rancangan undang-undang (RUU) yang banyak diperdebatkan, yang akan memperluas jumlah laki-laki yang bersedia wajib militer.

RUU yang diusulkan akan menurunkan usia wajib militer maksimum dari 27 menjadi 25 tahun, membatasi penangguhan, dan meningkatkan hukuman bagi mereka yang menghindari wajib militer.

Para kritikus berpendapat bahwa RUU tersebut berisi ketentuan yang melanggar konstitusi dan membuka jalan bagi korupsi.

Bulan lalu, Presiden Zelensky mengungkapkan bahwa tentara telah meminta untuk memobilisasi antara 450.000 hingga 500.000 orang.

Namun Panglima Militer Jenderal Valery Zaluzhny membantah bahwa militer meminta sejumlah tentara tempur baru.

Namun demikian, situasi tersebut mendorong pihak berwenang untuk mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengganti kerugian di medan perang, termasuk penerapan surat panggilan elektronik, dan untuk menjajaki wajib militer bagi perempuan.

Ukraina tidak mengungkapkan jumlah korban tentaranya sejak perang pecah Februari 2022.

Menurut perkiraan Rusia, sekitar 400.000 tentara Ukraina telah terbunuh atau terluka selama konflik tersebut, termasuk 125.000 tentara selama serangan balasan Kyiv yang gagal antara awal Juni hingga akhir November 2023.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1239 seconds (0.1#10.140)