Trump: AS dan Korut Telah Lakukan Pembicaraan Langsung

Rabu, 18 April 2018 - 05:06 WIB
Trump: AS dan Korut Telah Lakukan Pembicaraan Langsung
Trump: AS dan Korut Telah Lakukan Pembicaraan Langsung
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah melakukan pembicaraan langsung dengan Korea Utara (Korut) pada level yang sangat tinggi. Pembicaraan itu untuk mengatur pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un,

"Kami juga sudah mulai berbicara dengan Korut secara langsung," kata Trump saat sesi pengambilan foto dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hari Selasa waktu Washington, seperti dikutip Reuters, Rabu (18/4/2018).

"Kami telah melakukan pembicaraan langsung di level yang sangat tinggi, level yang sangat tinggi, dengan Korea Utara. Dan saya benar-benar percaya ini memungkinkan niat baik, bahwa hal-hal baik sedang terjadi," ujar Trump.

"Kita akan melihat apa yang terjadi, seperti yang selalu mereka katakan, kita akan melihat apa yang terjadi, karena pada akhirnya itu adalah hasil akhir yang diperhitungkan, bukan fakta bahwa kita berpikir tentang mengadakan pertemuan," lanjut Trump.

Pembicaraan AS dan Korut diungkap Trump di saat serangan Washington dan sekutunya terhadap Suriah sedang jadi sorotan masyarakat internasional. Para analis mengatakan, agresi AS terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad secara tidak langsung memengaruhi Kim Jong-un.

Analis North Asia, Stephen Nagy mengatakan kepada ABC bahwa Korea Utara dapat meningkatkan langkah pengamanannya terhadap AS dan sekutunya setelah serangan dialami rezim Suriah.

"Saya pikir Korea Utara sedang melihat dengan sangat hati-hati apa yang baru saja mereka lihat di Suriah minggu ini, serangan terhadap senjata kimia," katanya.

"Mereka melihat kemampuan Amerika Serikat dan apa yang bisa mereka lakukan dalam hal mengambil rezim. Keamanan rezim adalah prioritas untuk Korea Utara," lanjut Nagy.

"Amerika Serikat harus entah bagaimana menjangkau dan menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik pada perubahan rezim, tetapi perubahan perilaku rezim itu."

Korea Utara telah lama memicu kekhawatiran Perang Dunia III ketika Kim Jong-un menolak melucuti program senjata nuklir dan rudal untuk mengakhiri sanksi keras terhadap ekonominya. Namun, Kim tiba-tiba melunak dan siap mewujudkan denuklirisasi semenanjung Korea.

Pakar lainnya memperingatkan bahwa Kim Jong-un tidak akan melepaskan persenjataan nuklirnya karena takut digulingkan dari kekuasaan.

"Dia tahu apa yang terjadi dengan Ukraina. Ukraina memiliki 2.000 rudal nuklir setelah pecahnya Uni Soviet; ia (Ukrain) menandatangani perjanjian dengan Rusia untuk melihat integritas teritorial mereka dihormati sebagai kompensasi untuk menyerah dan pada tahun 2014 Rusia menginvasi Ukraina dan mencaplok Crimea," kata mantan penulis pidato George Walker Bush, Marc Thiessen.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3791 seconds (0.1#10.140)