Bagaimana Cara CIA Bantu Israel Kumpulkan Informasi tentang Para Pemimpin Hamas?

Sabtu, 13 Januari 2024 - 10:15 WIB
loading...
Bagaimana Cara CIA Bantu Israel Kumpulkan Informasi tentang Para Pemimpin Hamas?
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. Foto/AP
A A A
WASHINGTON - Surat kabar Amerika Serikat (AS), New York Times melaporkan pada Jumat (12/1/2024) bahwa badan intelijen AS, CIA, terlibat langsung dalam perang di Gaza dengan membantu pengumpulan informasi atas nama Israel.

“CIA sedang mengumpulkan informasi tentang para pemimpin senior Hamas dan lokasi para sandera di Gaza, dan memberikan informasi intelijen tersebut kepada Israel ketika mereka melancarkan perang di daerah kantong tersebut,” ungkap surat kabar itu, mengutip para pejabat AS.

Prosedur ini merupakan bagian dari satuan tugas yang dibentuk segera setelah operasi militer Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel telah menewaskan hampir 1.200 warga Israel, termasuk ratusan personel militer dan intelijen.

Pejabat AS yang berbicara kepada surat kabar tersebut tanpa menyebut nama mengatakan, “Segera setelah serangan 7 Oktober, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional, mengirimkan memo kepada badan intelijen dan Departemen Pertahanan yang memerintahkan pembentukan gugus tugas dan mengarahkan peningkatan pengumpulan intelijen tentang kepemimpinan Hamas.”

Keterlibatan AS dalam perang tersebut terlihat sejak hari pertama, ketika Menteri Luar Negeri Antony Blinken menghadiri pertemuan dewan perang Israel untuk membahas strategi perang Zionis.

Washington juga memberi Israel bantuan ekonomi tambahan senilai miliaran dolar, ratusan juta senjata dan amunisi tambahan untuk mempertahankan intensitas perang.



Israel sejauh ini telah membunuh lebih dari 23.700 warga Palestina dan melukai lebih dari 60.000 orang lainnya.

Lebih dari 7.000 warga Palestina diyakini terkubur di bawah reruntuhan, namun jenazah mereka belum ditemukan karena serangan gencar Israel yang sedang berlangsung.

Menaikkan Tingkat Prioritas


“Pembentukan gugus tugas ini tidak menciptakan otoritas hukum baru, namun Gedung Putih meningkatkan prioritas pengumpulan intelijen mengenai Hamas,” ungkap laporan NYT.

Namun para pejabat mengklaim Washington “tidak memberikan informasi intelijen atas serangan Israel pada 2 Januari di pinggiran kota Beirut yang menewaskan Saleh al-Arouri, wakil pemimpin Hamas.”

Meski demikian, “AS juga meningkatkan serangan terhadap Hamas dengan lebih banyak penerbangan drone di Gaza dan meningkatkan upayanya menyadap komunikasi di antara para pejabat Hamas.”

Perang di Gaza digambarkan banyak pakar hukum internasional sebagai genosida. Agresi Israel itu diyakini tidak akan berlangsung selama ini jika bukan karena dukungan material dan politik dari Washington.

Informasi yang diberikan NYT menunjukkan perang tersebut telah menjadikan Hamas sebagai prioritas utama AS, bukan hanya prioritas Israel, meskipun kelompok Perlawanan Palestina tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan atau kepentingan AS di Timur Tengah.

“Sebelum serangan 7 Oktober, Hamas merupakan prioritas tingkat empat, yang berarti hanya sedikit sumber daya yang didedikasikan untuk mengumpulkan data intelijen mengenai kelompok tersebut,” ungkap laporan surat kabar tersebut.

Laporan itu menambahkan, “Sejak itu, Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang membantu mengawasi prioritas intelijen, telah mengangkat Hamas ke prioritas tingkat dua.”

“Meningkatkan tingkat prioritas akan memberikan pendanaan tambahan untuk pengumpulan intelijen dan kemungkinan besar akan meningkatkan jangkauan dan volume informasi yang dibutuhkan CIA tentang Hamas, yang oleh Amerika Serikat telah ditetapkan sebagai organisasi teror,” papar laporan itu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1300 seconds (0.1#10.140)