Biden Surati Kongres AS, Jelaskan Alasannya Serang Houthi Yaman
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam suratnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat telah secara resmi memberi tahu Kongres dan menjelaskan keputusannya menyerang posisi Houthi di Yaman.
Pada Jumat dini hari (12/1/2024), AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi sebagai pembalasan atas serangan terhadap pelayaran komersial di Laut Merah.
Serangan AS dan Inggris tersebut mengenai lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi berbeda, menurut Pusat Angkatan Udara AS.
“Saya memberikan laporan ini sebagai bagian dari upaya saya memberikan informasi lengkap kepada Kongres, konsisten dengan Resolusi Kekuatan Perang. Saya menghargai dukungan Kongres dalam tindakan ini,” tulis surat Biden pada Jumat.
Dalam suratnya, Biden menjelaskan keputusannya menyerang kelompok Houthi di Yaman konsisten dengan tanggung jawabnya untuk melindungi warga negara Amerika Serikat baik di dalam maupun luar negeri dan demi kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Dia juga mengatakan tindakan militer terhadap Houthi “perlu dan proporsional.”
Biden menambahkan Washington siap mengambil tindakan lebih lanjut, jika diperlukan dan sesuai, untuk mengatasi ancaman atau serangan lebih lanjut.
Setelah serangan tersebut, kelompok bipartisan yang terdiri dari anggota Kongres AS dari Partai Republik dan Demokrat menyatakan keprihatinannya mengenai serangan terhadap Yaman yang dilakukan koalisi negara-negara pimpinan Amerika Serikat.
Adapun Ketua DPR AS Mike Johnson dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell keduanya menyatakan dukungan terhadap kebijakan Biden.
Kelompok Houthi mengatakan Amerika Serikat dan Inggris akan menanggung “harga mahal” atas serangan tersebut.
Kelompok ini sebelumnya mengumumkan rencana mereka mencegah lewatnya kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan-perusahaan Israel atau menuju Israel sampai negara Zionis tersebut menghentikan aksi militernya di Jalur Gaza.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Pada Jumat dini hari (12/1/2024), AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi sebagai pembalasan atas serangan terhadap pelayaran komersial di Laut Merah.
Serangan AS dan Inggris tersebut mengenai lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi berbeda, menurut Pusat Angkatan Udara AS.
“Saya memberikan laporan ini sebagai bagian dari upaya saya memberikan informasi lengkap kepada Kongres, konsisten dengan Resolusi Kekuatan Perang. Saya menghargai dukungan Kongres dalam tindakan ini,” tulis surat Biden pada Jumat.
Dalam suratnya, Biden menjelaskan keputusannya menyerang kelompok Houthi di Yaman konsisten dengan tanggung jawabnya untuk melindungi warga negara Amerika Serikat baik di dalam maupun luar negeri dan demi kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Dia juga mengatakan tindakan militer terhadap Houthi “perlu dan proporsional.”
Biden menambahkan Washington siap mengambil tindakan lebih lanjut, jika diperlukan dan sesuai, untuk mengatasi ancaman atau serangan lebih lanjut.
Setelah serangan tersebut, kelompok bipartisan yang terdiri dari anggota Kongres AS dari Partai Republik dan Demokrat menyatakan keprihatinannya mengenai serangan terhadap Yaman yang dilakukan koalisi negara-negara pimpinan Amerika Serikat.
Adapun Ketua DPR AS Mike Johnson dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell keduanya menyatakan dukungan terhadap kebijakan Biden.
Kelompok Houthi mengatakan Amerika Serikat dan Inggris akan menanggung “harga mahal” atas serangan tersebut.
Kelompok ini sebelumnya mengumumkan rencana mereka mencegah lewatnya kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan-perusahaan Israel atau menuju Israel sampai negara Zionis tersebut menghentikan aksi militernya di Jalur Gaza.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(sya)