Bombardir Houthi Yaman, AS Dianggap Terlibat Langsung Perang Gaza

Jum'at, 12 Januari 2024 - 10:36 WIB
loading...
A A A
“Strategi pemerintahan Biden adalah mencoba mencapai deeskalasi dengan melakukan eskalasi,” katanya lagi.

"Tampaknya hal ini tidak akan berhasil dalam jangka panjang, karena Houthi kemungkinan besar tidak akan mundur. Mereka mungkin akan meningkatkan dan mengintensifkan serangannya," imbuh dia.

Parsi menambahkan bahwa serangan tersebut dapat menimbulkan “efek riak” yang mencakup implikasi destabilisasi yang sangat besar terhadap gencatan senjata yang rapuh di Yaman dan wilayah yang lebih luas.

Presiden Biden mengaku telah memerintahkan serangan terhadap Yaman meski belum ada mandat dari Kongres AS maupun dari PBB.

“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS—bersama Inggris dan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda—berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.

"Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kita dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan.”

Biden berdalih serangan ini sebagai respons atas serangan Houthi pada 9 Januari, di mana kelompok yang didukung Iran itu melancarkan serangan terbesar mereka dengan menargetkan kapal-kapal Amerika di Laut Merah.

Juru bicara Houthi Abdulsalam Jahaf mengatakan rentetan serangan telah melanda sejumlah kota di Yaman termasuk Sanaa.

“Sekarang Amerika, Inggris, dan Israel melancarkan serangan ke Hodeidah, Sanaa, Dhamar, dan Saada,” tulis Jahaf di X.

“Kami akan mendisiplinkan mereka, Insya Allah," lanjut dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1519 seconds (0.1#10.140)