Mengenal Wissam Tawil, Komandan Pasukan Khusus Hizbullah yang Dibunuh Israel di Lebanon

Selasa, 09 Januari 2024 - 09:01 WIB
loading...
A A A

Apa Itu Pasukan Radwan?


Sebelumnya merupakan unit militer Hizbullah yang relatif tidak dikenal, Pasukan Radwan telah mendapatkan perhatian baru dalam beberapa bulan terakhir.

Israel telah menuntut agar unit elite tersebut mundur lebih dari 30 kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel, dan mengancam akan memindahkannya dengan paksa jika Hizbullah tidak melakukannya secara sukarela.

Desas-desus tentang penempatan unit tersebut di Dataran Tinggi Golan Suriah telah beredar, dan para analis memperkirakan implikasi penempatan tersebut terhadap Hizbullah yang membuka front baru dengan Israel.

Namun unit militer tersebut bukanlah hal baru. Unit pasukan khusus ini dilatih untuk melakukan serangan kecil-kecilan di Israel dan telah ada setidaknya sejak tahun 2006, ketika unit tersebut melakukan penangkapan tentara Israel—yang menjadi katalisator perang Juli 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Sebelumnya disebut sebagai "unit intervensi cepat", kelompok ini berganti nama pada tahun 2008 setelah pembunuhan Imad Mughniyeh, yang memiliki nama samaran "Hajj Radwan".

Setelah Hizbullah melakukan intervensi demi mendukung rezim Suriah dalam perang saudara di Suriah, Pasukan Radwan mulai berperang bersama militer Suriah dan milisi sekutunya.

Unit tersebut dilaporkan dikerahkan di Suriah selatan dan utara untuk melawan elemen pemberontak, serta di Quneitra di Dataran Tinggi Golan Suriah, tempat elemen yang memiliki hubungan dengan Iran telah mempertahankan kehadirannya selama bertahun-tahun.

Para analis berpendapat bahwa pertarungan waktu yang dilakukan unit ini di Suriah telah membuat barisannya semakin tangguh dan meningkatkan kemampuannya untuk berperang sebagai kekuatan komando, dibandingkan dengan unit-unit Hizbullah yang lebih bergaya gerilya.

Apakah Ini Berarti perang?


Pembunuhan Tawil terjadi tepat setelah pembunuhan al-Arouri di Beirut, yang oleh para analis digambarkan sebagai penyimpangan dari aturan normal keterlibatan yang mengatur pertempuran antara Hizbullah dan Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah bersumpah untuk membalas pembunuhan al-Arouri tetapi mengisyaratkan bahwa Hizbullah tidak ingin pembalasannya menyebabkan pertempuran menjadi perang skala penuh antara Hizbullah dan Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1224 seconds (0.1#10.140)