Hizbullah Tembakkan 62 Rudal ke Pangkalan Pengintai Udara Israel
loading...
A
A
A
Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan sejumlah rudal menghantam pangkalan tersebut, serta asap hitam pekat membubung dari beberapa titik di puncak gunung setelah serangan tersebut.
Tak lama setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober lalu, Hizbullah menyatakan dirinya “berperang” dengan negara kolonial Zionis tersebut.
Terlibat dalam saling balas dendam dengan IDF, para pejuang Lebanon hingga saat ini melancarkan kampanye terbatas yang bertujuan mengikat pasukan Israel di dekat perbatasan, sehingga mencegah penempatan mereka seluruhnya ke Gaza.
Namun, posisi kelompok tersebut semakin mengeras setelah pembunuhan al-Arouri pada Selasa.
Al-Arouri, yang pada saat kematiannya adalah wakil ketua biro politik Hamas, terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.
Hizbullah menggambarkan pembunuhan itu sebagai “serangan serius terhadap Lebanon,” yang tidak akan mereka biarkan “berlalu begitu saja tanpa tanggapan dan hukuman.”
Dalam pidatonya sehari setelah serangan tersebut, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan “Respons akan datang,” dan menegaskan, “Keputusan telah dibuat.”
“Jika musuh berpikir melancarkan perang melawan Lebanon, maka pertempuran kita tidak akan ada batasnya, tanpa batas, tanpa aturan. Dan mereka tahu apa yang saya maksud,” tegas Nasrallah.
Dia menjelaskan, “Kami tidak takut perang. Kami tidak takut. Kami tidak ragu-ragu.”
Tak lama setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober lalu, Hizbullah menyatakan dirinya “berperang” dengan negara kolonial Zionis tersebut.
Terlibat dalam saling balas dendam dengan IDF, para pejuang Lebanon hingga saat ini melancarkan kampanye terbatas yang bertujuan mengikat pasukan Israel di dekat perbatasan, sehingga mencegah penempatan mereka seluruhnya ke Gaza.
Namun, posisi kelompok tersebut semakin mengeras setelah pembunuhan al-Arouri pada Selasa.
Al-Arouri, yang pada saat kematiannya adalah wakil ketua biro politik Hamas, terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.
Hizbullah menggambarkan pembunuhan itu sebagai “serangan serius terhadap Lebanon,” yang tidak akan mereka biarkan “berlalu begitu saja tanpa tanggapan dan hukuman.”
Dalam pidatonya sehari setelah serangan tersebut, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan “Respons akan datang,” dan menegaskan, “Keputusan telah dibuat.”
“Jika musuh berpikir melancarkan perang melawan Lebanon, maka pertempuran kita tidak akan ada batasnya, tanpa batas, tanpa aturan. Dan mereka tahu apa yang saya maksud,” tegas Nasrallah.
Dia menjelaskan, “Kami tidak takut perang. Kami tidak takut. Kami tidak ragu-ragu.”