3 Alasan Seruan Embargo Minyak terhadap Israel Menemui Jalan Buntu

Kamis, 28 Desember 2023 - 14:14 WIB
loading...
A A A
Embargo menyebabkan kelangkaan yang parah dengan antrian panjang di pompa bensin. Dampak negatifnya terhadap perekonomian AS cukup besar.

Embargo menyebabkan lonjakan harga minyak, namun dalam jangka panjang krisis ini mendorong pengembangan sumber minyak baru di luar Timur Tengah seperti aset Laut Utara dan perairan dalam, serta sumber energi alternatif.

3. Ketergantungan Barat dengan Minyak dari Timur Tengah

3 Alasan Seruan Embargo Minyak terhadap Israel Menemui Jalan Buntu

Foto/Reuters

Meskipun negara-negara Barat merupakan pembeli utama minyak yang diproduksi oleh negara-negara Arab setengah abad yang lalu, saat ini Asia adalah pelanggan utama minyak mentah OPEC, yang menyumbang sekitar 70% dari total ekspor kelompok tersebut.

“Lingkungan geopolitik berbeda dibandingkan 50 tahun lalu,” kata salah satu sumber OPEC tentang mengapa embargo baru tidak mungkin dilakukan.

“Embargo minyak seperti yang terjadi pada tahun 1970-an oleh negara-negara penghasil minyak di Teluk tampaknya tidak mungkin terjadi karena dua pertiga dari ekspor minyak GCC (Gulf Cooperation Council) saat ini dibeli oleh klien-klien Asia dan, yang terpenting, transformasi ekonomi yang saat ini direncanakan dan dilaksanakan di wilayah tersebut memerlukan tidak adanya konflik yang berkelanjutan,” kata JPM Morgan dalam sebuah catatan.

Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan pengaruh China di Timur Tengah semakin berkembang.

"China telah menjadi perantara kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran, dan ... merupakan klien yang sangat penting bagi produsen minyak di Timur Tengah, konsumen minyak terbesar kedua, dan, bersama dengan India, merupakan mesin pertumbuhan permintaan minyak."

Morgan Bazilian, direktur Payne Institute, mengatakan lanskap energi telah berubah secara substansial selama 50 tahun terakhir. “AS kini menjadi produsen minyak dan gas terbesar, dan memiliki cadangan minyak strategis yang sudah lama ada.”

(ahm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)