6 Alasan Negara Arab Enggan Bergabung dengan Operation Prosperity Guardian

Selasa, 26 Desember 2023 - 22:22 WIB
loading...
6 Alasan Negara Arab Enggan Bergabung dengan Operation Prosperity Guardian
Banyak negara Arab tidak ingin bergabung dengan Operation Prosperity Guardian karena takut konflik di Timur Tengah akan meluas. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Ketika Amerika Serikat (AS) mengumumkan koalisi angkatan laut bernama Operation Prosperity Guardian untuk melindungi kapal komersial yang melakukan perjalanan di Laut Merah awal pekan ini, AS awalnya mengatakan akan ada 10 negara yang ambil bagian. Pertanyaan segera muncul tentang mengapa beberapa kekuatan angkatan laut terbesar Arab tidak melakukan hal tersebut.

Faktanya hanya sedikit negara Arab yang bergabung dengan Operation Prosperity Guardian. Kenapa? Itu tidak lain karena negara Arab memiliki kepentingan nasional dan internasional yang berbeda dengan AS dan koalisinya. Mereka juga tidak ingin membuat konflik di Timur Tengah semakin memburuk dengan Operation Prosperity Guardian.

6 Alasan Negara Arab Enggan Bergabung dengan Operation Prosperity Guardian

1. Tidak Berani Melawan Houthi yang Didukung Iran

6 Alasan Negara Arab Enggan Bergabung dengan Operation Prosperity Guardian

Foto/Reuters

Sejak pertengahan November, kelompok Houthi di Yaman telah menembakkan roket dan mengirimkan drone untuk mengganggu kapal-kapal yang melakukan perjalanan melalui Selat Bab el-Mandeb. Seorang pejabat senior Houthi mengatakan di media sosial bahwa hal ini tidak akan berhenti “sampai kejahatan genosida di Gaza dihentikan dan makanan, obat-obatan dan bahan bakar diperbolehkan masuk ke penduduk yang terkepung.”

“Permusuhan dengan Israel adalah alasan strategis bagi Houthi,” kata Daniel Gerlach, seorang pakar di wilayah tersebut, kepada DW. “Itu adalah bagian dari klaim mereka bahwa Israel adalah musuh utama mereka, meskipun sebenarnya tidak ada konflik teritorial langsung dengan Israel. [Tetapi] mereka ingin menunjukkan kepada seluruh dunia Muslim dan Arab bahwa mereka berada di pihak Palestina. ."

Pada tanggal 19 November, kelompok Houthi, yang telah terlibat dalam perang saudara di dalam negeri sejak tahun 2015 dan sekarang menguasai sebagian besar negara, membajak Galaxy Leader, sebuah kapal kargo yang dimiliki bersama oleh seorang pengusaha Israel.

Kapal-kapal lain telah diserang dengan drone dan dalam satu kasus, kapal lain bahkan ditumpangi sebentar.

Insiden serangan sebagian besar terjadi di Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Merah dan lebarnya pada titik tersempitnya adalah 32 kilometer (sekitar 20 mil). Hal ini memungkinkan kapal mengakses Terusan Suez, jalur terpendek antara Eropa dan Asia.

Akibatnya, beberapa perusahaan pelayaran besar menghentikan operasi yang melewati selat tersebut.


2. Negara Barat Juga Tidak Menunjukkan Persatuan

6 Alasan Negara Arab Enggan Bergabung dengan Operation Prosperity Guardian

Foto/Reuters

Usulan koalisi angkatan laut AS untuk melindungi pelayaran komersial dari ancaman Houthi disebut Operasi Penjaga Kemakmuran atau Operation Prosperity Guardian. AS telah mengundang 38 anggota lainnya yang dikenal sebagai Pasukan Maritim Gabungan, atau CMF, sebuah koalisi keamanan maritim pimpinan AS di Tengah Timur, untuk bergabung dengannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0894 seconds (0.1#10.140)