Kekerasan Merajalela, Tentara Brazil Ambil Alih Keamanan Rio de Janeiro

Sabtu, 17 Februari 2018 - 01:31 WIB
Kekerasan Merajalela, Tentara Brazil Ambil Alih Keamanan Rio de Janeiro
Kekerasan Merajalela, Tentara Brazil Ambil Alih Keamanan Rio de Janeiro
A A A
BRASILIA - Pemerintah Brazil menunjuk seorang jenderal militer untuk mengawasi keamanan di negara bagian Rio de Janeiro. Hal itu dilakukan sebagai reaksi atas meningkatnya kekerasan geng.

Presiden Michael Temer menyamakan aksi kekerasan di Rio de Janeiro dengan kanker dan mengatakan bahwa penjahat terorganisir telah menguasai kontrol negara. Sementara Gubernur Rio mengeluarkan seruan untuk meminta bantuan setelah perayaan karnaval tahunan dirusak oleh kekerasan.

Tentara akan mengawasi polisi dan dinas keamanan lainnya.

Mengawasi operasi akan menjadi tanggung jawab Jenderal Walter Souza Braga Netto, kepala Komando Militer Timur. Ia secara luas dipuji karena perannya dalam mengkoordinasikan keamanan untuk Olimpiade Rio 2016.

Menandatangani keputusan tersebut, Termer mengatakan bahwa ia melakukan "tindakan ekstrem" karena keadaan menuntutnya.

"Pemerintah akan memberikan jawaban tegas dan tegas, mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memberantas kejahatan terorganisir," katanya seperti dilansir dari BBC, Sabtu (17/2/2018).

Karnaval Rio yang terkenal dirusak oleh kekacauan akibat perang senjata dan penjarahan. Tiga petugas polisi tewas dalam bentrokan kekerasan.

Buletin berita TV nasional juga menyiarkan cuplikan geng yang mengelilingi dan merampok turis.

Dengan situasi keamanan yang tampaknya tidak terkendali, gubernur negara bagian Luiz Fernando Pezao mengajukan permohonan kepada pemerintah nasional. Ia mengatakan bahwa intervensi militer adalah satu-satunya cara untuk mengatasi gerombolan bersenjata berat.

Dia meminta maaf kepada orang-orang yang terkena dampak bencana, dengan mengatakan: "Kami belum siap, ada kesalahan pada hari-hari pertama dan kami memperkuat patroli."

Anggaran kepolisian Rio telah dipangkas dalam beberapa tahun terakhir karena krisis keuangan. Ada kritik bahwa polisi bahkan tidak punya uang untuk membayar bensin di mobil patroli mereka.

Keuangan di negara bagian Rio telah dilanda resesi nasional dan kemerosotan harga minyak, serta tingginya tingkat korupsi. Masalah keuangan hanya menimbulkan geng kriminal.

Angka dari pemerintah negara bagian Rio menunjukkan kejahatan pembunuhan meningkat 8% pada tahun 2016 lalu dan melonjak 26% sejak 2015.

Tentara secara teratur melakukan patroli di beberapa daerah paling berbahaya di Rio de Janeiro di mana gerombolan narkoba terus beraksi, namun kini kehadiran militer dapat dirasakan di seluruh wilayah metropolitan kota yang terdiri 12 juta orang dan negara bagian yang lebih luas.

Para wartawan mengatakan bahwa ini akan menjadi yang pertama kalinya tentara memiliki profil tinggi sejak kembalinya Brasil ke demokrasi pada tahun 1985, yang diikuti 21 tahun pemerintahan militer.

Meski begitu, langkah tersebut masih perlu disetujui oleh Kongres Nasional Brasil.

"Kejahatan terorganisir hampir merombak negara bagian Rio de Janeiro, ini adalah kanker yang menyebar ke seluruh negeri dan mengancam ketenangan rakyat kita, jadi kita sekarang telah memberlakukan intervensi federal dari wilayah keamanan publik Rio de Janeiro," kata Temer.

Media Brasil, mengutip sumber pemerintah, mengatakan bahwa saat ini kepala keamanan publik, Roberto Sá, akan dicopot dari jabatannya.

Hal tersebut diketahui Gen Netto akan bertanggung jawab atas keamanan negara Rio setidaknya sampai akhir tahun.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3129 seconds (0.1#10.140)