Alasan Wapres AS Buang Muka pada Adik Kim Jong-un di Korsel

Kamis, 15 Februari 2018 - 14:14 WIB
Alasan Wapres AS Buang Muka pada Adik Kim Jong-un di Korsel
Alasan Wapres AS Buang Muka pada Adik Kim Jong-un di Korsel
A A A
WASHINGTON - Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengakui bahwa dia sengaja buang muka terhadap adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un; Kim Yo-jong di Pyeongchang, Korea Selatan. Keduanya bertemu dan duduk tak berjauhan di Upacara Pembukaan Olimpiade, 9 Februari lalu.

Pence, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in duduk beberapa jengkal dari Kim Yo-jong. Adik Kim Jong-un yang dijuluki “Ivanka Trump”-nya Korut itu menjadi senior delegasi tingkat tinggi Korut dalam acara tersebut.

Di internal pemerintahan Korut, perempuan muda itu menjabat sebagai Kepala Departemen Propaganda.

”Saya tidak percaya bahwa pantas bagi Amerika Serikat untuk memberi wajah atau perhatian apa pun dalam bentuk itu kepada seseorang yang bukan hanya saudara dari diktator, tapi juga pemimpin usaha propaganda,” kata Pence kepada jurnalis Axios, Mike Allen.

Kim Yo-jong adalah orang pertama dari anggota keluarga penguasa Korut yang melakukan perjalanan ke Korea Selatan sejak Perang Korea dihentikan pada tahun 1953.

Pence juga mengatakan bahwa dugaan pelanggaran hak asasi manusia Pyongyang memperhitungkan keputusannya untuk mengabaikan Kim Yo-jong. Dia mengutip laporan tentang penjara politik Korut yang berisi sekitar 100.000 tahanan, eksekusi paman Kim Jong-un; Jang Song-thaek dan pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un; Kim Jong-nam di Kuala Lumpur.

Kim Jong-nam meninggal beberapa menit setelah diserang racun VX di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, tahun lalu. Namun, rezim Korea Utara membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.

”Ini adalah kejahatan yang jarang kita saksikan di zaman kita di seluruh dunia, dan saya ingin menyampaikan pesan yang sangat jelas bahwa orang-orang di Amerika Serikat tahu siapa yang kita hadapi dan bahwa kita akan terus berdiri teguh dan berdiri teguh dengan tekad dan sekutu kita sampai rezim di Korea Utara berhenti mengancam negara kita dan sekutu kita dengan (senjata) nuklir dan rudal balistik,” kata Pence yang dikutip CNN, Kamis (15/2/2018).

”Kami akan terus meminta mereka untuk menjelaskan catatan mengerikannya tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat mereka sendiri,” kata Pence.

Wakil Presiden AS tersebut juga mengulangi kebijakan administrasi Trump terhadap program senjata Pyongyang dan sekali lagi akan menjatuhkan sanksi baru terhadap rezim Kim Jong-un.

”Kebijakan tetap Amerika Serikat adalah bahwa kita akan melanjutkan semua opsi di atas meja untuk membawa tekanan ekonomi dan diplomatik yang semakin meningkat sehingga Korea Utara—sekali dan untuk selamanya—sepenuhnya dan dapat diverifikasi meninggalkan program senjata nuklir dan rudal balistiknya,” imbuh Pence.

“Kami terbuka untuk mengkomunikasikan kebijakan kami pada rezim di Korea Utara, tapi apa yang perlu dipahami oleh Korea Utara bahwa tidak ada yang akan berubah sampai hari esok bahwa Korea Utara secara permanen meninggalkan program senjata nuklir dan rudal balistiknya dan tidak lagi mengancam Amerika Serikat dan sekutu kami di wilayah itu,” kata wakil Donald Trump ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3646 seconds (0.1#10.140)