WHO Ungkap Tak Ada Lagi Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza Utara

Kamis, 21 Desember 2023 - 20:29 WIB
loading...
WHO Ungkap Tak Ada Lagi Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza Utara
Perwakilan WHO di Gaza Richard Peeperkorn. Foto/@WHOAfghanistan/X
A A A
YERUSALEM - Bagian utara Gaza tidak lagi memiliki rumah sakit yang berfungsi karena kekurangan bahan bakar, staf dan persediaan, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (21/12/2023).

Hanya sembilan dari 36 fasilitas kesehatan yang berfungsi sebagian di seluruh Gaza dan semua fasilitas ini terkonsentrasi di selatan wilayah kantong tersebut, menurut WHO, dilansir Reuters.

“Sebenarnya tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara,” ungkap Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Gaza, mengatakan kepada wartawan melalui tautan video dari Yerusalem.

“(Rumah Sakit) Al-Ahli adalah yang terakhir tetapi sekarang fungsinya sangat minim; masih merawat pasien tetapi tidak menerima pasien baru,” papar dia.

Menggambarkannya sebagai “rumah sakit”, Peeperkorn mengatakan Al-Ahli mirip dengan rumah sakit yang memberikan perawatan sangat terbatas.

Sekitar sepuluh staf, semuanya dokter muda dan perawat. “Mereka terus memberikan pertolongan pertama dasar, manajemen nyeri dan perawatan luka dengan sumber daya yang terbatas,” ujar dia.

“Sampai dua hari yang lalu, rumah sakit tersebut adalah satu-satunya rumah sakit di mana orang yang terluka dapat dioperasi di Gaza utara dan rumah sakit tersebut kewalahan menangani pasien yang membutuhkan perawatan darurat. Tidak ada lagi ruang operasi karena kekurangan bahan bakar, listrik, pasokan medis dan pekerja kesehatan, termasuk ahli bedah dan spesialis lainnya,” papar dia.



Dia menjelaskan, “Jenazah korban serangan Israel baru-baru ini dibariskan di halaman rumah sakit karena mereka tidak dapat dikuburkan dengan aman dan bermartabat.

Selain Rumah Sakit Al-Ahli, Gaza utara hanya memiliki tiga fasilitas kesehatan yang berfungsi minimal: Rumah Sakit Al-Shifa, Al Awda dan Al Sahaba, yang menurut Peeperkorn sudah menampung ribuan pengungsi.
Beberapa pasien di Al-Ahli telah menunggu berminggu-minggu untuk dioperasi. Jika sudah dioperasi, mereka menghadapi risiko infeksi pascaoperasi karena kekurangan antibiotik dan obat lain.

“Tak satu pun dari pasien ini bisa bergerak. Mereka perlu segera dipindahkan agar mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup,” ujar pejabat tersebut, mengulangi seruan WHO untuk gencatan senjata kemanusiaan.

Dia menegaskan, “Hal ini diperlukan sekarang untuk memperkuat dan mengisi kembali fasilitas kesehatan yang tersisa, memberikan layanan medis yang dibutuhkan ribuan orang yang terluka dan mereka yang membutuhkan perawatan penting lainnya, dan yang terpenting, untuk menghentikan pertumpahan darah dan kematian.”
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)