Demi Cinta, Putri Kekaisaran Jepang Ini Rela Keluar Istana
A
A
A
SENYUM memikat Kei Komuro rupanya meluluhkan hati Putri Mako. Dia rela melepas segala atribut kerajaan demi bersama Komuro yang hanya rakyat biasa. Keduanya bertemu di International Christian University, Tokyo.
Kei Komuro, pegawai di firma hukum yang senang bermain piano jazz, biola, serta hobi main ski dan masak itulah, yang telah menawan hati Putri Mako, membuatnya tidak segan melepaskan status kerajaannya setelah mengumumkan akan menikahi Komuro.
Putri Mako mengatakan, mereka bertemu pertama kali di sebuah program studi ke luar negeri di Shibuya, Tokyo, sekitar lima tahun lalu. Selama mengenal Komuro, putri Mako mengetahui bahwa pria idamannya itu adalah sosok pekerja keras dan suka menolong. Keduanya telah ditempa berbagai tantangan dalam sebuah hubungan, salah satunya menjalani hubungan jarak jauh; Putri di Inggris dan Komuro di Amerika Serikat, selama satu tahun.
Komuro berani melamar Putri setelah makan malam pada Desember lima tahun lalu. Sejak saat itu, Putri Mako memperkenalkan Komuro kepada kedua orang tuanya, Pangeran Akishino dan Putri Kiko. Sang Putri memperkenalkan Komuro sebagai sosok yang dia inginkan untuk berbagi masa depan. Komuro mengatakan sangat berterima kasih dan bahagia telah diterima kedua orang tua Putri Mako, termasuk kakek dan nenek Putri, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Komuro berharap, mereka bisa memiliki kehidupan rumah tangga yang nyaman dan damai.
Putri Mako menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Dublin pada 2010 dan Universitas Edinburgh pada 2012. Dua tahun berselang, sang Putri menamatkan pendidikan di Universitas Kristen Internasional (ICU) di Tokyo, mengambil Jurusan Seni dan Penelitian Warisan Budaya. Dia kemudian melanjutkan gelar master di Universitas Leicester di Inggris, mengambil Jurusan Pelayanan Publik selama satu tahun.
Ketika berulang tahun ke-20 pada 2011, Putri Mako secara resmi menjadi anggota dewasa keluarga Kekaisaran Jepang dan bergabung bersama anggota keluarga kekaisaran lainnya. Dia memiliki adik perempuan bernama Putri Kako dan adik laki-laki bernama Pangeran Hisahito. Menikah dengan orang di luar kerajaan berarti Putri Mako akan kehilangan status kerajaannya. Tetapi, aturan ini tidak berlaku bagi anggota kerajaan pria.
Diketahui, anak dan cucu Kaisar Akihito lebih banyak wanita. Ini artinya hanya sedikit yang akan mewarisi takhta kerajaan. Nantinya Akihito akan digantikan putra tertuanya, Pangeran Naruhito. Putra pertama kaisar ini hanya memiliki seorang putri. Adiknya, Pangeran Akishino, akan menjadi pewaris takhta berikutnya, menyusul Pangeran Hisahito, putra ketiga Pangeran Akishino yang baru berusia 10 tahun. Setelah itu, tidak ada lagi pria yang bisa diharapkan mewarisi takhta kerajaan.
Kenyataan ini bisa mengancam kelangsungan keluarga kerajaan jika penerusnya tidak memiliki anak laki-laki. Selama ini monarki tersebut masih utuh sejak 2600 tahun lamanya diwarisi kepada penerus pria. Sebagian masyarakat yang khawatir dengan masa depan kerajaan menginginkan agar wanita dapat turut mewarisi takhta sehingga mereka dapat terus mengemban tugas negara. Namun, tampaknya pemerintah menghindari isu itu. Kaisar Akihito sendiri telah menjalani perawatan akibat kanker prostat yang dideritanya. Dia juga telah menjalani operasi jantung.
Sekelumit tentang kerajaan Jepang, keluarga kerajaan negara ini diyakini merupakan kerajaan tertua dengan sejarah yang berlangsung lebih dari 2600 tahun lalu. Akihito adalah kaisar ke-125 sejak Kaisar Jimmu yang diyakini keturunan dewa matahari, Amaterasu. Kaisar memainkan peranan penting di negara dengan mayoritas penduduk beragama asli Shinto tersebut.
Tunda Pernikahan
Berita mengejutkan beredar, ternyata Putri Mako akan menunda pernikahannya dengan Kei Komuro hingga dua tahun lagi atau 2020. Cucu sang Kaisar ini menyatakan bahwa mereka ingin memikirkan hakikat pernikahan lebih dalam sehingga mempunyai waktu lebih lama untuk menyiapkan pernikahan mereka.
Sejatinya mereka direncanakan menikah pada November tahun ini. Namun, kabar beredar yang menyebutkan alasan belum matangnya persiapan pernikahan hanyalah untuk menutupi kemungkinan lain. Masyarakat mengira hal tersebut lantaran adanya kritik terhadap latar belakang keluarga Komuro.
Meski begitu, juru bicara kekaisaran membantah penundaan pernikahan Putri Mako terkait artikel sebuah majalah yang memberitakan masalah keuangan yang diduga membelit ibu Komuro, calon mertua Putri Mako. Konon, sebuah tabloid memberitakan pertengkaran antara ibu Komuro dan pasangannya terkait uang yang dipinjamnya untuk membayar uang kuliah Komuro dan belum dikembalikan.
Putri Mako adalah cucu tertua Kaisar Akihito. Kaisar yang sudah berusia 84 tahun itu rencananya menyerahkan takhtanya pada 30 April 2019 kepada Putra Mahkota Pangeran Naruhito. Kabar penundaan pernikahan ini hanya satu bulan sebelum upacara yang direncanakan pada Maret untuk meresmikan pertu nangan keduanya. Tentu hal tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya.
Dalam pernyataannya, Putri Mako menulis, "Kami menyadari kurangnya waktu untuk persiapan pernikahan kami dan acara-acara lain menjelang pernikahan pada musim semi nanti. Kami terlalu terburu-buru dalam hal ini," katanya. Kerajaan meminta sekitar Rp19 miliar untuk membayar biaya pernikahan dan memulai kehidupan di luar kerajaan.
Beberapa masyarakat yang khawatir dengan masa depan kerajaan meminta anggota keluarga kerajaan yang wanita bisa mewarisi takhta dan tetap berada di lingkungan kerjaan sehingga mereka tetap bisa menjalankan status kerajaan.
Kei Komuro, pegawai di firma hukum yang senang bermain piano jazz, biola, serta hobi main ski dan masak itulah, yang telah menawan hati Putri Mako, membuatnya tidak segan melepaskan status kerajaannya setelah mengumumkan akan menikahi Komuro.
Putri Mako mengatakan, mereka bertemu pertama kali di sebuah program studi ke luar negeri di Shibuya, Tokyo, sekitar lima tahun lalu. Selama mengenal Komuro, putri Mako mengetahui bahwa pria idamannya itu adalah sosok pekerja keras dan suka menolong. Keduanya telah ditempa berbagai tantangan dalam sebuah hubungan, salah satunya menjalani hubungan jarak jauh; Putri di Inggris dan Komuro di Amerika Serikat, selama satu tahun.
Komuro berani melamar Putri setelah makan malam pada Desember lima tahun lalu. Sejak saat itu, Putri Mako memperkenalkan Komuro kepada kedua orang tuanya, Pangeran Akishino dan Putri Kiko. Sang Putri memperkenalkan Komuro sebagai sosok yang dia inginkan untuk berbagi masa depan. Komuro mengatakan sangat berterima kasih dan bahagia telah diterima kedua orang tua Putri Mako, termasuk kakek dan nenek Putri, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Komuro berharap, mereka bisa memiliki kehidupan rumah tangga yang nyaman dan damai.
Putri Mako menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Dublin pada 2010 dan Universitas Edinburgh pada 2012. Dua tahun berselang, sang Putri menamatkan pendidikan di Universitas Kristen Internasional (ICU) di Tokyo, mengambil Jurusan Seni dan Penelitian Warisan Budaya. Dia kemudian melanjutkan gelar master di Universitas Leicester di Inggris, mengambil Jurusan Pelayanan Publik selama satu tahun.
Ketika berulang tahun ke-20 pada 2011, Putri Mako secara resmi menjadi anggota dewasa keluarga Kekaisaran Jepang dan bergabung bersama anggota keluarga kekaisaran lainnya. Dia memiliki adik perempuan bernama Putri Kako dan adik laki-laki bernama Pangeran Hisahito. Menikah dengan orang di luar kerajaan berarti Putri Mako akan kehilangan status kerajaannya. Tetapi, aturan ini tidak berlaku bagi anggota kerajaan pria.
Diketahui, anak dan cucu Kaisar Akihito lebih banyak wanita. Ini artinya hanya sedikit yang akan mewarisi takhta kerajaan. Nantinya Akihito akan digantikan putra tertuanya, Pangeran Naruhito. Putra pertama kaisar ini hanya memiliki seorang putri. Adiknya, Pangeran Akishino, akan menjadi pewaris takhta berikutnya, menyusul Pangeran Hisahito, putra ketiga Pangeran Akishino yang baru berusia 10 tahun. Setelah itu, tidak ada lagi pria yang bisa diharapkan mewarisi takhta kerajaan.
Kenyataan ini bisa mengancam kelangsungan keluarga kerajaan jika penerusnya tidak memiliki anak laki-laki. Selama ini monarki tersebut masih utuh sejak 2600 tahun lamanya diwarisi kepada penerus pria. Sebagian masyarakat yang khawatir dengan masa depan kerajaan menginginkan agar wanita dapat turut mewarisi takhta sehingga mereka dapat terus mengemban tugas negara. Namun, tampaknya pemerintah menghindari isu itu. Kaisar Akihito sendiri telah menjalani perawatan akibat kanker prostat yang dideritanya. Dia juga telah menjalani operasi jantung.
Sekelumit tentang kerajaan Jepang, keluarga kerajaan negara ini diyakini merupakan kerajaan tertua dengan sejarah yang berlangsung lebih dari 2600 tahun lalu. Akihito adalah kaisar ke-125 sejak Kaisar Jimmu yang diyakini keturunan dewa matahari, Amaterasu. Kaisar memainkan peranan penting di negara dengan mayoritas penduduk beragama asli Shinto tersebut.
Tunda Pernikahan
Berita mengejutkan beredar, ternyata Putri Mako akan menunda pernikahannya dengan Kei Komuro hingga dua tahun lagi atau 2020. Cucu sang Kaisar ini menyatakan bahwa mereka ingin memikirkan hakikat pernikahan lebih dalam sehingga mempunyai waktu lebih lama untuk menyiapkan pernikahan mereka.
Sejatinya mereka direncanakan menikah pada November tahun ini. Namun, kabar beredar yang menyebutkan alasan belum matangnya persiapan pernikahan hanyalah untuk menutupi kemungkinan lain. Masyarakat mengira hal tersebut lantaran adanya kritik terhadap latar belakang keluarga Komuro.
Meski begitu, juru bicara kekaisaran membantah penundaan pernikahan Putri Mako terkait artikel sebuah majalah yang memberitakan masalah keuangan yang diduga membelit ibu Komuro, calon mertua Putri Mako. Konon, sebuah tabloid memberitakan pertengkaran antara ibu Komuro dan pasangannya terkait uang yang dipinjamnya untuk membayar uang kuliah Komuro dan belum dikembalikan.
Putri Mako adalah cucu tertua Kaisar Akihito. Kaisar yang sudah berusia 84 tahun itu rencananya menyerahkan takhtanya pada 30 April 2019 kepada Putra Mahkota Pangeran Naruhito. Kabar penundaan pernikahan ini hanya satu bulan sebelum upacara yang direncanakan pada Maret untuk meresmikan pertu nangan keduanya. Tentu hal tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya.
Dalam pernyataannya, Putri Mako menulis, "Kami menyadari kurangnya waktu untuk persiapan pernikahan kami dan acara-acara lain menjelang pernikahan pada musim semi nanti. Kami terlalu terburu-buru dalam hal ini," katanya. Kerajaan meminta sekitar Rp19 miliar untuk membayar biaya pernikahan dan memulai kehidupan di luar kerajaan.
Beberapa masyarakat yang khawatir dengan masa depan kerajaan meminta anggota keluarga kerajaan yang wanita bisa mewarisi takhta dan tetap berada di lingkungan kerjaan sehingga mereka tetap bisa menjalankan status kerajaan.
(amm)