Pemimpin Hamas Tiba di Kairo untuk Bahas Gencatan Senjata Baru di Gaza
loading...
A
A
A
KAIRO - Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh tiba di Kairo, Mesir, pada Rabu (20/12/2023) untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan menjadi perantara kesepakatan gencatan senjata baru antara Israel dan Perlawanan Palestina.
Kantor berita Prancis, France 24 melaporkan hal itu mengutip sumber gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang mengatakan Haniyeh dan delegasinya akan mengadakan beberapa pertemuan di Kairo, terutama dengan Direktur Intelijen Mesir Abbas Kamel.
Menurut sumber tersebut, “Diskusi tersebut akan membahas penghentian agresi dan perang sebagai persiapan untuk kesepakatan pertukaran tawanan, mengakhiri pengepungan di Jalur Gaza, memberikan bantuan, penarikan total dari Jalur Gaza, dan pemulangan para pengungsi ke tempat asal mereka di kota dan desa di Gaza serta Jalur Gaza utara.”
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan pada Selasa bahwa sumber informasi Israel menegaskan Tel Aviv bertekad mencapai terobosan dalam perundingan, meskipun mengetahui hal itu akan menimbulkan konsekuensi yang besar.
Sementara itu, surat kabar Israel Walla melaporkan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengadakan diskusi di Eropa dengan direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns dan direktur badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, bertujuan melakukan negosiasi baru untuk pembebasan sandera.
Mesir dan Qatar memediasi perjanjian pada November yang berlangsung selama delapan hari, di mana 80 tawanan Israel dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di Israel.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Kantor berita Prancis, France 24 melaporkan hal itu mengutip sumber gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang mengatakan Haniyeh dan delegasinya akan mengadakan beberapa pertemuan di Kairo, terutama dengan Direktur Intelijen Mesir Abbas Kamel.
Menurut sumber tersebut, “Diskusi tersebut akan membahas penghentian agresi dan perang sebagai persiapan untuk kesepakatan pertukaran tawanan, mengakhiri pengepungan di Jalur Gaza, memberikan bantuan, penarikan total dari Jalur Gaza, dan pemulangan para pengungsi ke tempat asal mereka di kota dan desa di Gaza serta Jalur Gaza utara.”
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan pada Selasa bahwa sumber informasi Israel menegaskan Tel Aviv bertekad mencapai terobosan dalam perundingan, meskipun mengetahui hal itu akan menimbulkan konsekuensi yang besar.
Sementara itu, surat kabar Israel Walla melaporkan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengadakan diskusi di Eropa dengan direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns dan direktur badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, bertujuan melakukan negosiasi baru untuk pembebasan sandera.
Mesir dan Qatar memediasi perjanjian pada November yang berlangsung selama delapan hari, di mana 80 tawanan Israel dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di Israel.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(sya)