Pemimpin Hamas Ungkap Syarat-syarat Perundingan Damai
loading...
A
A
A
Pada Rabu, Netanyahu menyatakan Israel akan melanjutkan operasi militernya di Gaza “sampai Hamas dimusnahkan.”
Dia menambahkan, bahkan dalam menghadapi tekanan internasional, “tidak ada yang dapat menghentikan kami.”
Pemungutan suara sebelumnya yang menyerukan gencatan senjata gagal di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena veto Amerika Serikat (AS).
Meskipun demikian, ada dukungan kuat dari anggota lainnya sehingga Majelis Umum PBB kemudian mengeluarkan langkah serupa dan mayoritas mendukung.
Resolusi tidak mengikat tersebut menuntut diakhirinya pertempuran segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat dan penyediaan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Amerika Serikat, yang masih menjadi donor militer utama Israel, telah menyuarakan dukungannya untuk “jeda” singkat dalam pertempuran tersebut, namun terus menentang gencatan senjata yang lebih panjang, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan membantu Hamas.
Namun, Presiden AS Joe Biden semakin kritis terhadap pendekatan Israel dalam perang tersebut.
Biden baru-baru ini memperingatkan Israel dapat kehilangan dukungan internasional jika terus melakukan kampanye pengeboman “tanpa pandang bulu”.
Israel memulai serangan brutalnya di Gaza setelah serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober, yang merenggut nyawa sekitar 1.200 warga Israel dan menyebabkan lebih dari 240 orang disandera.
Israel telah membunuh lebih dari 18.600 warga Palestina, menurut pejabat setempat. Hingga saat ini rezim kolonial Israel masih mendapat kekebalan dari hukum internasional karena selalu dilindungi AS.
Dia menambahkan, bahkan dalam menghadapi tekanan internasional, “tidak ada yang dapat menghentikan kami.”
Pemungutan suara sebelumnya yang menyerukan gencatan senjata gagal di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena veto Amerika Serikat (AS).
Meskipun demikian, ada dukungan kuat dari anggota lainnya sehingga Majelis Umum PBB kemudian mengeluarkan langkah serupa dan mayoritas mendukung.
Resolusi tidak mengikat tersebut menuntut diakhirinya pertempuran segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat dan penyediaan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Amerika Serikat, yang masih menjadi donor militer utama Israel, telah menyuarakan dukungannya untuk “jeda” singkat dalam pertempuran tersebut, namun terus menentang gencatan senjata yang lebih panjang, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan membantu Hamas.
Namun, Presiden AS Joe Biden semakin kritis terhadap pendekatan Israel dalam perang tersebut.
Biden baru-baru ini memperingatkan Israel dapat kehilangan dukungan internasional jika terus melakukan kampanye pengeboman “tanpa pandang bulu”.
Israel memulai serangan brutalnya di Gaza setelah serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober, yang merenggut nyawa sekitar 1.200 warga Israel dan menyebabkan lebih dari 240 orang disandera.
Israel telah membunuh lebih dari 18.600 warga Palestina, menurut pejabat setempat. Hingga saat ini rezim kolonial Israel masih mendapat kekebalan dari hukum internasional karena selalu dilindungi AS.