Tindakan Provokatif Israel Kepada Syekh Ikrima Sabri, Diusir dari Rumah hingga Dilarang Bepergian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Syekh Ikrima Sabri dikenal luas sebagai Imam Besar Masjidil Aqsa. Bersama pengaruhnya yang besar, ia kerap menjadi sasaran tindakan provokatif dari pasukan Israel.
Ikrima Sa'id Sabri lahir pada 1939. Pada riwayatnya, ia pernah menjadi Mufti Agung Yerusalem dan Palestina sekitar periode 1994-2006.
Melihat sepak terjangnya, Sabri memang dikenal sebagai penentang keras pendudukan Israel di wilayah Palestina. Akibat pengaruhnya yang dianggap sebagai ancaman, tak jarang ia ditahan oleh tentara Israel.
Tindakan Provokatif Israel terhadap Syekh Ikrima Sabri (H2)
Aksi-aksi provokatif Israel masih terus dilakukan kepada Syekh Ikrima Sabri. Baru-baru ini, mereka menyergap rumah pengkhotbah Palestina tersebut yang berada di Sawaneh, Yerusalem Timur.
Mengutip laporan Anadolu, Kamis (7/12/2023), tentara Israel mengklaim bahwa bangunan yang menjadi tempat tinggal Sabri adalah konstruksi yang tidak sah. Tak sebatas itu, pihak terkait juga melampirkan perintah pembongkaran pada bagian pintu komplek kawasan tersebut.
Kemudian, agen intelijen Israel juga memberikan larangan bepergian untuk Syekh Ikrima Sabri. Terkait alasannya, ia dianggap telah menghasut para pengikutnya untuk membenci kelompok sayap kanan Israel.
Melihat ke belakang, tindakan-tindakan provokatif dari Israel tersebut bukanlah hal baru. Sebelumnya, Sabri sendiri mendapat larangan untuk menginjakan kaki di Masjidil Aqsa selama beberapa bulan.
Larangan tersebut tak lain karena aktivitasnya yang dirasa memberi ancaman. Sebagaimana diketahui, Sabri sendiri memang sangat gencar menentang pendudukan wilayah Palestina, terutama pada komplek Masjidil Aqsa yang menjadi situs suci umat Islam.
Berkaitan dengan rentetan aksi serangan terstruktur untuk Syekh Ikrima Sabri, salah seorang pengacaranya memberikan kemungkinan alasannya. Menurutnya, Israel sengaja melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk membungkam Imam Besar Masjid Al Aqsa ini.
Terlebih, status Sabri sendiri sudah dikenali Israel sebagai sosok berpengaruh. Lantang dan berani menyuarakan kebenaran, ia akan selalu berada di garis depan untuk melindungi Masjidil Aqsa.
Berkaca pada kejadian belakangan ini, bukan tidak mungkin Syekh Ikrima Sabri bakal mendapat aksi-aksi provokatif lain yang sifatnya lebih keras di kemudian hari.
Ikrima Sa'id Sabri lahir pada 1939. Pada riwayatnya, ia pernah menjadi Mufti Agung Yerusalem dan Palestina sekitar periode 1994-2006.
Melihat sepak terjangnya, Sabri memang dikenal sebagai penentang keras pendudukan Israel di wilayah Palestina. Akibat pengaruhnya yang dianggap sebagai ancaman, tak jarang ia ditahan oleh tentara Israel.
Tindakan Provokatif Israel terhadap Syekh Ikrima Sabri (H2)
Aksi-aksi provokatif Israel masih terus dilakukan kepada Syekh Ikrima Sabri. Baru-baru ini, mereka menyergap rumah pengkhotbah Palestina tersebut yang berada di Sawaneh, Yerusalem Timur.
Mengutip laporan Anadolu, Kamis (7/12/2023), tentara Israel mengklaim bahwa bangunan yang menjadi tempat tinggal Sabri adalah konstruksi yang tidak sah. Tak sebatas itu, pihak terkait juga melampirkan perintah pembongkaran pada bagian pintu komplek kawasan tersebut.
Kemudian, agen intelijen Israel juga memberikan larangan bepergian untuk Syekh Ikrima Sabri. Terkait alasannya, ia dianggap telah menghasut para pengikutnya untuk membenci kelompok sayap kanan Israel.
Melihat ke belakang, tindakan-tindakan provokatif dari Israel tersebut bukanlah hal baru. Sebelumnya, Sabri sendiri mendapat larangan untuk menginjakan kaki di Masjidil Aqsa selama beberapa bulan.
Larangan tersebut tak lain karena aktivitasnya yang dirasa memberi ancaman. Sebagaimana diketahui, Sabri sendiri memang sangat gencar menentang pendudukan wilayah Palestina, terutama pada komplek Masjidil Aqsa yang menjadi situs suci umat Islam.
Berkaitan dengan rentetan aksi serangan terstruktur untuk Syekh Ikrima Sabri, salah seorang pengacaranya memberikan kemungkinan alasannya. Menurutnya, Israel sengaja melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk membungkam Imam Besar Masjid Al Aqsa ini.
Terlebih, status Sabri sendiri sudah dikenali Israel sebagai sosok berpengaruh. Lantang dan berani menyuarakan kebenaran, ia akan selalu berada di garis depan untuk melindungi Masjidil Aqsa.
Berkaca pada kejadian belakangan ini, bukan tidak mungkin Syekh Ikrima Sabri bakal mendapat aksi-aksi provokatif lain yang sifatnya lebih keras di kemudian hari.
(ian)