Kerja 18 Jam, Dokter China Ambruk di Depan Pasien lalu Meninggal

Rabu, 03 Januari 2018 - 10:16 WIB
Kerja 18 Jam, Dokter China Ambruk di Depan Pasien lalu Meninggal
Kerja 18 Jam, Dokter China Ambruk di Depan Pasien lalu Meninggal
A A A
BEIJING - Seorang dokter di China tiba-tiba ambruk di depan pasien dan meninggal setelah bekerja selama 18 jam nonstop dalam satu shift. Dokter bernama Zhao Bianxiang itu meninggal karena stroke.

Zhao awalnya menemui pasien rawat jalan dan melanjutkan bekerja dengan mengunjungi bangsal. Pada saat itulah dia dilaporkan ambruk pada siang hari, Jumat 29 Desember 2017.

Rekan-rekannya bergegas untuk mencoba menyelamatkannya. Namun, mereka pada akhirnya mengucapkan selamat tinggal kepada Zhao pada dini hari tanggal 30 Desember 2017.

Mengutip laporan media setempat, Shanxi Evening News, Zhao bekerja di Department of Respiratory Care di Rumah Sakit Distrik Yuci di Kota Jinzhong, Provinsi Shanxi.

Zhao, 43, dilaporkan mulai bekerja pada pukul 18.00 sore pada hari Kamis 28 Desember 2017 selama 18 jam penuh sebelum akhirnya lumpuh total. Rekan-rekan kerjanya mengatakan bahwa musim dingin membuat jadwal kerja para dokter menjadi sangat sibuk, khususnya bagi dokter yang bekerja dalam perawatan pernapasan.

”Dr Zhao benar-benar terlalu lelah,” kata rekan-rekan korban kepada media lokal. Denyut jantung dilaporkan tiba-tiba melemah dan para ahli dari kota terdekat didatangkan untuk mencoba menyelamatkannya.

Seorang reporter lokal melaporkan bahwa ibu Zhao yang sudah lanjut usia memegang tangan putrinya dan menangis. Sedangkan ayah Zhao menunggui di sisi tempat tidurnya Sabtu dini hari.

Rekan-rekan kerja korban menggambarkan Zhao sebagai dokter yang peduli, dan tidak pernah bergantung pada dokter lain. Staf darurat bekerja selama 20 jam untuk menyelamatkannya sebelum dia dinyatakan meninggal dunia.

Menurut laporan kantor berita Xinhua, Rabu (3/1/2018), kerja keras menjadi masalah serius di China. Diperkirakan ada sekitar 600.000 orang per tahun meninggal karena kelelahan di negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3551 seconds (0.1#10.140)