Mengenal Druze, Suku Arab yang Direkrut Jadi Tentara Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel hingga saat ini disebut sebagai negara yang banyak merekrut orang-orang Druze. Tak hanya orang-orang dewasa, anak muda pun ikut berbondong-bondong mendaftarkan diri dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Dilansir dari Al Majalla, suku Druze yang sudah bergabung dengan IDF nantinya banyak ditempatkan di beberapa wilayah inti Israel. Termasuk di wilayah utara Galilea, Karmel dan Dataran Tinggi Golan.
Namun perlu diketahui bergabungnya suku Druze kepada negara Israel berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Para pemimpin Druze konon telah menandatangani ‘Perjanjian Darah’ dengan Israel pada tahun 1956.
Berawal dari perjanjian tersebut, kini terhitung lebih dari 50 tahun Suku Druze telah menjalankan perjanjian dengan Israel. Akibatnya banyak ratusan warga dari suku Druze yang meninggal dalam misi melindungi Israel.
Suku Druze adalah salah satu kelompok etnoreligius yang hidup di Timur Tengah, terutama di Suriah, Lebanon, Israel, dan Yordania. Mereka memiliki kepercayaan yang unik dan berbeda dari agama-agama lain di kawasan tersebut.
Suku ini diketahui berasal dari sekte Islam Syiah Ismailiyah yang berkembang pada abad ke-10 Masehi. Mereka mengikuti ajaran Hamzah bin Ali bin Ahmad, seorang pemimpin agama dan politik yang mengklaim sebagai wakil Tuhan di bumi.
Suku Druze memiliki kitab suci yang disebut Rasail al-Hikmah (Surat-surat Kebijaksanaan), yang berisi doktrin-doktrin agama dan etika yang ditulis oleh Hamzah bin Ali dan murid-muridnya.
Kitab ini bersifat rahasia dan hanya boleh dibaca oleh sekelompok kecil orang yang disebut uqqal (orang-orang berakal), yang merupakan pemimpin-pemimpin rohani dan sosial suku Druze.
Suku Druze juga memiliki kepercayaan yang sinkretis, yaitu menggabungkan unsur-unsur dari berbagai agama dan filsafat, seperti Islam, Kristen, Yahudi, Zoroaster, Buddha, Hindu, dan Yunani Kuno.
Mereka percaya pada konsep reinkarnasi, yaitu jiwa manusia akan berpindah dari tubuh ke tubuh setelah kematian, tergantung pada amal perbuatannya di dunia.
Dilansir dari Al Majalla, suku Druze yang sudah bergabung dengan IDF nantinya banyak ditempatkan di beberapa wilayah inti Israel. Termasuk di wilayah utara Galilea, Karmel dan Dataran Tinggi Golan.
Namun perlu diketahui bergabungnya suku Druze kepada negara Israel berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Para pemimpin Druze konon telah menandatangani ‘Perjanjian Darah’ dengan Israel pada tahun 1956.
Berawal dari perjanjian tersebut, kini terhitung lebih dari 50 tahun Suku Druze telah menjalankan perjanjian dengan Israel. Akibatnya banyak ratusan warga dari suku Druze yang meninggal dalam misi melindungi Israel.
Mengenal Suku Druze
Suku Druze adalah salah satu kelompok etnoreligius yang hidup di Timur Tengah, terutama di Suriah, Lebanon, Israel, dan Yordania. Mereka memiliki kepercayaan yang unik dan berbeda dari agama-agama lain di kawasan tersebut.
Suku ini diketahui berasal dari sekte Islam Syiah Ismailiyah yang berkembang pada abad ke-10 Masehi. Mereka mengikuti ajaran Hamzah bin Ali bin Ahmad, seorang pemimpin agama dan politik yang mengklaim sebagai wakil Tuhan di bumi.
Suku Druze memiliki kitab suci yang disebut Rasail al-Hikmah (Surat-surat Kebijaksanaan), yang berisi doktrin-doktrin agama dan etika yang ditulis oleh Hamzah bin Ali dan murid-muridnya.
Kitab ini bersifat rahasia dan hanya boleh dibaca oleh sekelompok kecil orang yang disebut uqqal (orang-orang berakal), yang merupakan pemimpin-pemimpin rohani dan sosial suku Druze.
Suku Druze juga memiliki kepercayaan yang sinkretis, yaitu menggabungkan unsur-unsur dari berbagai agama dan filsafat, seperti Islam, Kristen, Yahudi, Zoroaster, Buddha, Hindu, dan Yunani Kuno.
Mereka percaya pada konsep reinkarnasi, yaitu jiwa manusia akan berpindah dari tubuh ke tubuh setelah kematian, tergantung pada amal perbuatannya di dunia.