Pakar: Washington adalah Wilayah yang Dikuasai Zionis
loading...
A
A
A
Lebih dari 16.200 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 7.000 anak-anak.
Berbagai organisasi hak asasi manusia menggambarkan tindakan Israel sebagai genosida. Israel telah menargetkan sekolah-sekolah PBB, kamp-kamp pengungsi dan rumah sakit, mengklaim pejuang Hamas bersembunyi di daerah-daerah tersebut atau menggunakannya sebagai basis operasi.
“Sepanjang hidup saya, saya tidak mengerti mengapa begitu banyak negara diam mengenai hal ini, mengenai bencana yang sedang berlangsung, genosida yang sedang berlangsung,” ungkap Qumsiyeh.
Dia menambahkan, “Ini bukan (hanya) masalah Palestina, ini adalah masalah global.”
“Departemen Luar Negeri (AS) sekarang pada dasarnya bekerja 95% dari waktunya untuk Israel,” ungkap Qumsiyeh, menunjuk pada pengunduran diri pejabat Departemen Luar Negeri Josh Paul baru-baru ini, yang mengatakan dalam wawancara media bahwa “tidak ada ruang untuk berdebat” mengenai transfer senjata ke Israel.
“... karena Washington adalah negara adidaya, dengan ekor Washington adalah Inggris dan banyak negara lain seperti Kanada dan Australia juga mengikuti jejaknya. Jadi kita menghadapi masalah global besar yang dapat menyebabkan perang dunia,” tegas Qumsiyeh.
“Hal ini juga telah menyebabkan kehancuran hukum dan ketertiban internasional dan PBB telah menjadi organisasi yang sama sekali tidak berguna,” papar dia.
Pembawa acara Political Misfits, John Kiriakou, bertanya kepada Qumsiyeh apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat kehilangan posisinya dan apakah akan berpengaruh jika dia kehilangan jabatannya.
“Mereka harus dihentikan secara kolektif, bukan hanya Netanyahu, jangan menjadikannya masalah pribadi mengenai Netanyahu,” ujar dia.
Rezim kolonial rasis Israel berbohong soal melindungi warga sipil di Gaza. Yang terjadi adalah pembantaian terang-terangan warga sipil Palestina oleh Israel dan mesin perang yang dipasok Amerika Serikat.
Berbagai organisasi hak asasi manusia menggambarkan tindakan Israel sebagai genosida. Israel telah menargetkan sekolah-sekolah PBB, kamp-kamp pengungsi dan rumah sakit, mengklaim pejuang Hamas bersembunyi di daerah-daerah tersebut atau menggunakannya sebagai basis operasi.
“Sepanjang hidup saya, saya tidak mengerti mengapa begitu banyak negara diam mengenai hal ini, mengenai bencana yang sedang berlangsung, genosida yang sedang berlangsung,” ungkap Qumsiyeh.
Dia menambahkan, “Ini bukan (hanya) masalah Palestina, ini adalah masalah global.”
“Departemen Luar Negeri (AS) sekarang pada dasarnya bekerja 95% dari waktunya untuk Israel,” ungkap Qumsiyeh, menunjuk pada pengunduran diri pejabat Departemen Luar Negeri Josh Paul baru-baru ini, yang mengatakan dalam wawancara media bahwa “tidak ada ruang untuk berdebat” mengenai transfer senjata ke Israel.
“... karena Washington adalah negara adidaya, dengan ekor Washington adalah Inggris dan banyak negara lain seperti Kanada dan Australia juga mengikuti jejaknya. Jadi kita menghadapi masalah global besar yang dapat menyebabkan perang dunia,” tegas Qumsiyeh.
“Hal ini juga telah menyebabkan kehancuran hukum dan ketertiban internasional dan PBB telah menjadi organisasi yang sama sekali tidak berguna,” papar dia.
Pembawa acara Political Misfits, John Kiriakou, bertanya kepada Qumsiyeh apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat kehilangan posisinya dan apakah akan berpengaruh jika dia kehilangan jabatannya.
“Mereka harus dihentikan secara kolektif, bukan hanya Netanyahu, jangan menjadikannya masalah pribadi mengenai Netanyahu,” ujar dia.
Rezim kolonial rasis Israel berbohong soal melindungi warga sipil di Gaza. Yang terjadi adalah pembantaian terang-terangan warga sipil Palestina oleh Israel dan mesin perang yang dipasok Amerika Serikat.