Kaum Perempuan Rusia Tuntut Anak dan Suami Mereka Dipulangkan dari Perang Ukraina

Selasa, 05 Desember 2023 - 17:26 WIB
loading...
A A A
Namun meningkatnya pergerakan perempuan Rusia menggarisbawahi kompleksitas dan ketidaksetaraan bawaan yang menyebabkan begitu banyak laki-laki berperang dalam jangka waktu yang lama, sementara lebih banyak lagi orang yang berada dalam usia berperang dan tetap berada di rumah.

Sekelompok ibu tentara Rusia berkampanye untuk kondisi yang lebih baik bagi putra-putra mereka yang bertugas di angkatan bersenjata ketika Uni Soviet runtuh, dan kemudian untuk kembalinya mereka dari perang di wilayah Chechnya, Rusia.

Terlalu dini untuk menilai besaran atau dampak pergerakan perempuan Rusia di masyarakat yang menurut pihak berwenang mendukung upaya perang. Perempuan di Ukraina juga menuntut laki-laki mereka diizinkan kembali bertugas di barisan depan.

Ketika ditanya tentang bahayanya bersuara di masa perang di Rusia, Andreeva berkata: "Saya ingin Anda memahami: hal ini tidak lagi menakutkan karena tidak mungkin lagi menanggung semua ini. Ini sudah keterlaluan."

Reuters tidak mencari atau menerima informasi militer atau informasi sensitif lainnya dari Andreeva. Dia meminta suaminya tidak disebutkan namanya.

Andreeva mengatakan petisi untuk memulangkan laki-laki mereka hampir tidak mendapat tanggapan, dan Kementerian Pertahanan Rusia hampir tidak terlibat dengan perempuan tersebut.

Andreeva mengungkapkan bahwa kurangnya respons dari Kementerian Pertahanan telah membuat beberapa perempuan Rusia untuk berhenti bersikap seperti “gadis baik” atas tuntutan mereka dan mengubah persepsi mereka terhadap konflik.

“Posisi kami pada awalnya adalah: Ya, kami memahami mengapa hal ini diperlukan, kami mendukungnya, kami menempati posisi yang agak loyal,” katanya.

“Tetapi sekarang posisinya – termasuk saya – berubah karena kami melihat bagaimana kami diperlakukan, dan bagaimana suami kami diperlakukan,” imbuhnya.

Protes yang direncanakan oleh para perempuan tidak mendapatkan persetujuan pihak berwenang untuk dilanjutkan. Andreeva mengungkapkan mereka justru dituduh mendapat dukungan dari para pembangkang dan partai oposisi yang berbasis di Barat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)