Korban Badai Tropis di Filipina Tembus 133

Minggu, 24 Desember 2017 - 01:17 WIB
Korban Badai Tropis di Filipina Tembus 133
Korban Badai Tropis di Filipina Tembus 133
A A A
MANILA - Badai tropis Tembin yang menghantam Filipina selatan telah memicu terjadinya banjir bandang dan memicu tanah longsor. Setidaknya 133 orang tewas dan 160 lainnya hilang.

"Jumlah korban tewas akibat badai tropis di Filipina selatan telah meningkat dengan cepat menjadi 133 saat tim penyelamat menarik puluhan mayat dari sebuah sungai yang meluap," kata polisi seperti dikutip dari News.com.au, Minggu (24/12/2017).

Badai Tropis Tembin telah menyerang pulau Mindanao, badai terbesar kedua yang menghantam negara ini, sejak Jumat. Tim penyelamat mengambil 36 mayat dari sungai Salog di Mindanao pada hari Sabtu, karena pejabat melaporkan lebih banyak korban jiwa di semenanjung Zamboanga yang miskin itu.

Romina Marasigan dari badan tanggap bencana pemerintah mengatakan bahwa tanah longsor dan banjir bandang yang dipicu oleh Badai Tropis Tembin menyebabkan sebagian besar korban tewas berada di provinsi Lanao del Norte yang terkena dampak paling parah dan Lanao del Sur dan di Semenanjung Zamboanga.

"Pejabat mendapatkan rincian lebih lanjut untuk memvalidasi korban yang dilaporkan," kata Marasigan.

Ini adalah bencana terbaru yang menimpa Filipina, yang dipukul oleh sekitar 20 topan dan badai setiap tahun, membuat kepulauan yang terletak di sabuk tumpang tindih Pasifik merupakan salah satu negara dengan rawan bencana di dunia.

Walikota Bong Edding dari kota Sibuco di Zamboanga del Norte mengatakan melalui telepon bahwa operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan untuk lebih dari 30 orang yang hanyut oleh banjir bandang di desa nelayan Anungan. Lima mayat telah ditemukan sejauh ini di desa tersebut.

"Banjir dari gunung turun begitu cepat dan menyapu bersih orang dan rumah. Ini sangat menyedihkan karena Natal hanya beberapa hari lagi, tapi hal-hal ini terjadi di luar kendali kita," kata Edding.

Edding menyalahkan penebangan pohon yang berlangsung selama bertahun-tahun di pegunungan dekat Anungan atas tragedi yang terjadi pada hari Jumat lalu. Ia menambahkan bahwa dirinya dan pejabat lainnya akan bergerak untuk menghentikan operasi penebangan kayu.

Laporan korban tewas lainnya dilaporkan di Lanao del Norte, dimana air banjir dari sebuah gunung juga menyapu beberapa rumah di tepi sungai dan penduduk desa, dan Lanao del Sur, kata polisi dan pejabat.

Ribuan penduduk desa pindah ke tempat penampungan darurat dan ribuan lainnya terdampar di bandara dan pelabuhan setelah penjaga pantai melarang kapal-kapal feri untuk berlayar dan beberapa penerbangan dibatalkan.

Sebuah kapal feri antar pulau tenggelam di bagian timur laut provinsi Quezon pada hari Kamis setelah dilanda angin kencang dan ombak besar, menyebabkan setidaknya lima orang tewas. Lebih dari 250 penumpang dan awak kapal berhasil diselamatkan.

Tembin, yang dikenal dengan nama Vinta, membawa angin bertenaga maksimum 80 kilometer per jam dan hembusan hingga 95km/jam, dan diperkirakan akan bergerak dari Filipina selatan pada hari Minggu menuju Laut Cina Selatan, bergerak lebih dekat ke Vietnam.

"Sangat disayangkan bahwa siklon tropis lainnya, Vinta, membuat kehadirannya terasa begitu dekat dengan Natal," juru bicara kepresidenan Harry Roque Jr. mengatakan, menambahkan bahwa paket makanan dan bantuan lainnya didistribusikan ke masyarakat yang terkena badai.

Awal pekan ini, badai tropis menewaskan lebih dari 50 orang dan 31 lainnya hilang, sebagian besar karena tanah longsor, dan merusak lebih dari 10.000 rumah di Filipina tengah sebelum melemah dan bertiup ke Laut Cina Selatan.

Di antara daerah yang babak belur oleh Tembin adalah Marawi, sebuah kota tepi danau di Lanao del Sur yang masih dalam pemulihan dari pengepungan lima bulan oleh ekstremis kelompok pro-Islam yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4257 seconds (0.1#10.140)