Jet Tempur Israel Bombardir Gaza Lagi, 109 Warga Palestina Meninggal dalam Sekejap
loading...
A
A
A
GAZA - Jet-jet tempur Israel kembali membombardir Gaza, Palestina, sejak gencatan senjata sementara berakhir pada Jumat (1/12/2023). Sebanyak 109 warga Palestina meninggal dalam sekejap.
Jumlah korban tewas itu dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Palestina, sebagaimana dilaporkan AFP.
Pihak-pihak yang berunding gagal mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang langsung mengakibatkan kembalinya serangan lintas batas dari kedua belah pihak.
Namun, Qatar, sebagai salah satu mediator utama perundingan gencatan senjata, menggarisbawahi bahwa diskusi mengenai jeda kemanusiaan terus berlanjut meskipun ada pertikaian baru di antara kedua pihak.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban meninggal juga dilaporkan di bagian selatan Jalur Gaza, di mana Al Jazeera melaporkan bahwa Israel menyebarkan selebaran di wilayah tertentu di Khan Younis tentang evakuasi warga.
Juru bicara Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menyalahkan pemerintah Amerika Serikat (AS) atas dimulainya kembali pengeboman Israel di Gaza.
Dia meminta pertanggungjawaban pemerintah Amerika karena gagal memaksa Israel untuk menghentikan agresinya.
“Dimulainya kembali agresi [Israel] terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, ditambah dengan meningkatnya kejahatan pasukan pendudukan Israel dan pemukim teroris di Tepi Barat, merupakan kelanjutan dari kejahatan pembersihan etnis dan genosida,” kata Rudeineh dalam pernyataan pers.
“Tindakan ini telah berlangsung sejak awal agresi Israel terhadap rakyat Palestina, dan bertujuan untuk menggusur rakyat Palestina dan menghilangkan perjuangan mereka,” lanjut dia, seperti dikutip WAFA.
Juru bicara Kepresidenan PA itu menekankan; ”Semua kejahatan ini tidak akan membawa keamanan atau perdamaian bagi siapa pun di kawasan dan harus segera dihentikan.”
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi dimulainya kembali perang melawan Hamas di Gaza. Sebelumnya, pemerintah Israel menyalahkan Hamas, menuduh mereka menolak melepaskan semua sandera wanita.
“Dengan dimulainya kembali pertempuran, kami menekankan: Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang—membebaskan sandera kami, melenyapkan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” bunyi pernyataan Kantor PM Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.
Sebaliknya, Hamas mengatakan Israel yang menolak tawaran yang disampaikan semua meditor gencatan senjata.
Jumlah korban tewas itu dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Palestina, sebagaimana dilaporkan AFP.
Pihak-pihak yang berunding gagal mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang langsung mengakibatkan kembalinya serangan lintas batas dari kedua belah pihak.
Namun, Qatar, sebagai salah satu mediator utama perundingan gencatan senjata, menggarisbawahi bahwa diskusi mengenai jeda kemanusiaan terus berlanjut meskipun ada pertikaian baru di antara kedua pihak.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban meninggal juga dilaporkan di bagian selatan Jalur Gaza, di mana Al Jazeera melaporkan bahwa Israel menyebarkan selebaran di wilayah tertentu di Khan Younis tentang evakuasi warga.
Juru bicara Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menyalahkan pemerintah Amerika Serikat (AS) atas dimulainya kembali pengeboman Israel di Gaza.
Dia meminta pertanggungjawaban pemerintah Amerika karena gagal memaksa Israel untuk menghentikan agresinya.
“Dimulainya kembali agresi [Israel] terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, ditambah dengan meningkatnya kejahatan pasukan pendudukan Israel dan pemukim teroris di Tepi Barat, merupakan kelanjutan dari kejahatan pembersihan etnis dan genosida,” kata Rudeineh dalam pernyataan pers.
“Tindakan ini telah berlangsung sejak awal agresi Israel terhadap rakyat Palestina, dan bertujuan untuk menggusur rakyat Palestina dan menghilangkan perjuangan mereka,” lanjut dia, seperti dikutip WAFA.
Juru bicara Kepresidenan PA itu menekankan; ”Semua kejahatan ini tidak akan membawa keamanan atau perdamaian bagi siapa pun di kawasan dan harus segera dihentikan.”
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi dimulainya kembali perang melawan Hamas di Gaza. Sebelumnya, pemerintah Israel menyalahkan Hamas, menuduh mereka menolak melepaskan semua sandera wanita.
“Dengan dimulainya kembali pertempuran, kami menekankan: Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang—membebaskan sandera kami, melenyapkan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” bunyi pernyataan Kantor PM Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.
Sebaliknya, Hamas mengatakan Israel yang menolak tawaran yang disampaikan semua meditor gencatan senjata.
(mas)