Liciknya Israel, Bebaskan 180 Tahanan Tapi Tangkap 3.300 Warga Palestina di Tepi Barat

Kamis, 30 November 2023 - 15:51 WIB
loading...
Liciknya Israel, Bebaskan...
Muhammad Nazzal (17) di rumah sakit dengan jari patah dan punggung memar akibat dipukuli penjaga penjara Israel. Foto/MEE
A A A
TEPI BARAT - Kelicikan Israel sudah terkenal sejak lama. Sebelum serangan brutal ke Gaza dilancarkan, rezim kolonial rasis itu sudah gencar melakukan kampanye penangkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat.

Lebih dari 3.300 orang Palestina telah ditangkap Israel dalam 50 hari terakhir, termasuk puluhan anak-anak. Bahkan, Israel telah memenjarakan 4.700 tahanan Palestina sebelum perang meletus di Gaza.

“Meskipun 180 warga Palestina telah dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas selama lima hari terakhir, tentara Israel telah menangkap hampir 200 orang Palestina lainnya dalam periode yang sama,” ungkap laporan Middle East Eye.

Warga Palestina yang baru saja dibebaskan menggambarkan rincian penyiksaan dan penganiayaan yang mereka hadapi oleh penjaga Israel dalam enam pekan terakhir.

Sejauh ini, tindakan brutal para penjaga Israel telah menyebabkan kematian enam tahanan dan melukai lebih banyak orang lagi.

Muhammad Nazzal, 17 tahun, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia dipukuli dengan kejam beberapa hari sebelum dibebaskan awal pekan ini.

Dua jari anak tersebut patah akibat penyerangan brutal oleh penjaga tahanan Israel pekan lalu.

Dia hanya menerima pertolongan pertama atas cederanya dari petugas medis Palang Merah setelah dibebaskan.



Anak laki-laki itu menghabiskan malam pertama kebebasannya sambil berteriak kesakitan, karena dokter di rumah sakit Ramallah harus mengkalibrasi ulang jari-jarinya karena patah tulang yang tidak sembuh karena kelalaian medis di penjara Israel.

“Dia memerlukan dua operasi untuk menanamkan platinum di jarinya,” ungkap dokter yang merawatnya.

“Suatu kali mereka membawa anjing yang menggigit kaki saya, dan saya tidak pernah diberi perawatan medis,” ungkap Nazzal kepada MEE.

“Para tahanan (seakan) meninggal ribuan kali setiap hari. Saya melihat seorang tahanan yang wajahnya berlumuran darah akibat pemukulan yang kejam, dan seorang tahanan lanjut usia menangis karena penyiksaan... pemandangan kejam yang tidak akan pernah hilang dari pikiran saya,” tutur dia.

Remaja tersebut ditangkap pada akhir Agustus dari rumah keluarganya di Qabatiya, selatan Jenin, setelah rumah tersebut digerebek oleh pasukan kolonial rasis Israel.

“Tiga tentara menyerang saya, mengikat saya dan menutup mata saya. Lalu mereka memukuli saya di depan keluarga saya,” kenang dia.

“Dia dipukuli dalam perjalanan ke penjara Megiddo,” ujar dia. Dia ditahan secara administratif yang artinya tanpa dakwaan dan tanpa pengadilan.

Menyusul peningkatan tindakan keras baru-baru ini, dia dipindahkan ke penjara Naqab, yang kondisinya “jauh lebih buruk”.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)