Erdogan Cap Israel Negara Teroris Pembunuh Anak-anak

Senin, 11 Desember 2017 - 06:04 WIB
Erdogan Cap Israel Negara Teroris Pembunuh Anak-anak
Erdogan Cap Israel Negara Teroris Pembunuh Anak-anak
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Israel, menyebutnya sebagai negara teroris yang membunuh anak-anak. Erdogan berjanji untuk berjuang sampai akhir yang pahit melawan pengakuan Donald Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota negara Yahudi tersebut.

"Palestina adalah korban yang tidak bersalah untuk Israel, ini adalah negara teroris, ya, teroris!" Erdogan mengatakan pada sebuah kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di kota Sivas, Turki.

"Kami tidak akan meninggalkan Yerusalem karena belas kasihan negara yang membunuh anak-anak," tambahnya seperti dikutip dari Russia Today, Senin (11/12/2017).

Mengenai keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, meskipun Palestina melihat bagian timur kota tersebut sebagai ibu kota negara berdaulat masa depan, Erdogan berjanji untuk menggunakan semua cara untuk melawannya.

Bentrokan kekerasan terus berlanjut di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Gaza selama beberapa hari setelah pengumuman Trump pada hari Rabu lalu. Empat orang Palestina terbunuh dan lebih dari 1.000 orang terluka pada hari Jumat, dengan 230 lainnya terluka pada hari Sabtu, saat pasukan keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan meriam air ke pemrotes.

Erdogan mengecam Israel sebagai negara penindas dan penjajah. Erdogan menyebut reaksi polisi dan militer Israel terhadap demonstrasi tersebut tidak proporsional.

"AS mengabaikan sebuah keputusan Dewan Keamanan PBB 1980 tentang Yerusalem yang ditandatangani oleh AS pada saat itu," kata Erdogan.

"Sebuah sistem di mana yang lebih kuat dianggap benar tidak bisa menegakkan keadilan, perdamaian dan stabilitas," katanya, menambahkan bahwa pendekatan Amerika dapat menyebabkan lebih banyak tragedi.

Sebagai tanggapan atas ucapan Erdogan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjawab bahwa rekannya dari Turki itu sama sekali tidak berhak berbicara.

"Saya tidak terbiasa menerima ceramah tentang moralitas dari seorang pemimpin yang membom desa Kurdi di negara asalnya, Turki, yang memenjarakan wartawan," kata Netanyahu, menambahkan bahwa Erdogan membantu teroris, termasuk di Gaza, membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

"Bukan orang yang tepat untuk menguliahi kami," kata Netanyahu lagi.

Pengumuman Trump menghadapi kecaman internasional yang meluas dan hanya didukung oleh Israel, yang telah mendorong Yerusalem untuk diakui sebagai Ibu Kotanya selama beberapa dekade. Para pemimpin Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya sepakat bahwa tindakan AS berbahaya dan membahayakan proses perdamaian Israel-Palestina, mendesak AS untuk mematuhi perjanjian internasional.

Liga Arab juga menolak keputusan Amerika tersebut, mengatakan bahwa pengakuan atas pendudukan ilegal Yerusalem Timur oleh Israel, dan ipso facto tidak memiliki dasar hukum.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4699 seconds (0.1#10.140)