Rusia: Dolar Jadi Senjata AS untuk Perang Dagang Global

Selasa, 28 November 2023 - 03:27 WIB
loading...
Rusia: Dolar Jadi Senjata AS untuk Perang Dagang Global
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Foto/Bloomberg
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) menggunakan dolar untuk melancarkan perang dagang di seluruh dunia, sementara kerja sama ekonomi internasional juga dijadikan senjata. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Kepada Primakov Readings International Forum, Lavrov mengatakan, AS dan sekutu-sekutunya di Uni Eropa menggunakan berbagai alat rekayasa geopolitik, yang mencakup, antara lain, melepaskan perang dagang dan ekonomi.

“Aktivitas Organisasi Perdagangan Dunia, terutama untuk menyelesaikan perselisihan, telah dihalangi oleh negara-negara Barat. Landasan hukum mendasar dalam hubungan ekonomi dunia seperti persaingan bebas dan kekebalan properti telah dihancurkan,” kata diplomat Rusia tersebut seperti dikutip dari RT, Selasa (28/11/2023).



Lavrov melanjutkan dengan menegaskan bahwa mata uang Amerika telah lama digunakan sebagai senjata, dan menambahkan bahwa “tindakan destruktif” yang dilakukan oleh negara-negara Barat telah menghasilkan dampak yang berlawanan dengan apa yang diharapkan.

Diplomat Rusia tersebut berpendapat bahwa sanksi yang dipimpin AS yang bertujuan untuk mengisolasi Rusia dan melumpuhkan perekonomiannya pada kenyataannya telah mendorong penguatan multipolaritas dalam urusan internasional.

Menurut Lavrov, ada peningkatan kesadaran di dunia bahwa tidak ada seorang pun yang kebal dalam menghadapi tindakan agresif Washington dan Brussels.



Dia mencatat bahwa tidak hanya Rusia tetapi banyak negara lain kini secara konsisten mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang Barat dengan beralih ke alternatif penyelesaian perdagangan luar negeri.

Tren global yang menggunakan mata uang nasional dalam perdagangan dibandingkan dolar AS mulai mendapatkan momentumnya tahun lalu setelah sanksi terkait Ukraina membuat Rusia terputus dari sistem keuangan Barat dan juga membekukan cadangan devisanya.

"Ketika multipolaritas terbentuk, semakin banyak negara yang berupaya menciptakan koridor transportasi dan rantai pasokan baru. Sementara itu, model globalisasi yang tidak adil dan tidak seimbang sudah ketinggalan zaman," kata Lavrov.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)