Dokter Israel: Para Sandera yang Dibebaskan Hamas dalam Kondisi Baik
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Warga negara Israel yang diserahkan Hamas pada Jumat (24/11/2023) tampaknya dalam keadaan sehat, menurut petugas medis setempat.
Kelompok pejuang Palestina juga membebaskan sepuluh warga negara Thailand dan satu warga Filipina, sementara Israel melepaskan 39 tahanan Palestina.
Pertukaran tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai awal pekan ini, di mana 50 wanita dan anak-anak Israel akan ditukar dengan 150 narapidana Palestina.
Militer Israel juga untuk sementara menghentikan operasinya melawan pejuang di Gaza, dan gencatan senjata diperkirakan akan berlangsung selama empat hari.
Berbicara pada konferensi pers pada Jumat malam, CEO Pusat Medis Anak Schneider Efrat Bron-Harlev mengatakan empat anak dan empat wanita, yang diterima di fasilitas tersebut, berada dalam kondisi fisik yang baik.
“Mereka saat ini sedang menjalani pemeriksaan medis dan emosional,” ujar dia, meminta pers menghormati privasi para sandera yang dibebaskan.
Lima warga Israel lainnya yang dibebaskan, dan berada di bawah pengawasan di Wolfson Medical Center, juga dikatakan merasa sehat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Thailand melaporkan sepuluh tawanan Thailand yang dibebaskan, sebagian besar adalah pekerja pertanian, akan terbang pulang setelah menghabiskan 48 jam di bawah pengawasan medis.
Pemerintah Thailand mengungkapkan 20 orang lagi warganya masih ditahan Hamas.
Mengomentari pembebasan sandera pertama dalam postingan di X pada hari Sabtu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kembali komitmen Washington memastikan semua tawanan lainnya juga dibebaskan.
“Kami tidak akan berhenti sampai mereka tiba di rumah, saya tidak punya prioritas lebih tinggi,” ujar dia.
Selama serangannya pada tanggal 7 Oktober, Hamas menculik lebih dari 200 orang, banyak di antaranya memiliki kewarganegaraan ganda atau warga negara asing, termasuk orang Amerika Serikat.
Pembebasan 24 sandera pada Jumat dilaporkan diawasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang ambulansnya dikatakan membawa kelompok tersebut dari Khan Younis di Gaza selatan ke penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir.
Kabinet Israel menyetujui pertukaran sandera pada Selasa malam, dengan Qatar, Mesir dan Amerika Serikat berperan sebagai mediator.
Pengaturan tersebut awalnya akan dimulai pada Kamis, namun ditunda oleh Israel.
Kesepakatan itu memberi warga Gaza kelonggaran singkat setelah berminggu-minggu pemboman besar-besaran Israel, yang menurut pihak berwenang Palestina telah merenggut hampir 15.000 nyawa.
Kelompok pejuang Palestina juga membebaskan sepuluh warga negara Thailand dan satu warga Filipina, sementara Israel melepaskan 39 tahanan Palestina.
Pertukaran tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai awal pekan ini, di mana 50 wanita dan anak-anak Israel akan ditukar dengan 150 narapidana Palestina.
Militer Israel juga untuk sementara menghentikan operasinya melawan pejuang di Gaza, dan gencatan senjata diperkirakan akan berlangsung selama empat hari.
Berbicara pada konferensi pers pada Jumat malam, CEO Pusat Medis Anak Schneider Efrat Bron-Harlev mengatakan empat anak dan empat wanita, yang diterima di fasilitas tersebut, berada dalam kondisi fisik yang baik.
“Mereka saat ini sedang menjalani pemeriksaan medis dan emosional,” ujar dia, meminta pers menghormati privasi para sandera yang dibebaskan.
Lima warga Israel lainnya yang dibebaskan, dan berada di bawah pengawasan di Wolfson Medical Center, juga dikatakan merasa sehat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Thailand melaporkan sepuluh tawanan Thailand yang dibebaskan, sebagian besar adalah pekerja pertanian, akan terbang pulang setelah menghabiskan 48 jam di bawah pengawasan medis.
Pemerintah Thailand mengungkapkan 20 orang lagi warganya masih ditahan Hamas.
Mengomentari pembebasan sandera pertama dalam postingan di X pada hari Sabtu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kembali komitmen Washington memastikan semua tawanan lainnya juga dibebaskan.
“Kami tidak akan berhenti sampai mereka tiba di rumah, saya tidak punya prioritas lebih tinggi,” ujar dia.
Selama serangannya pada tanggal 7 Oktober, Hamas menculik lebih dari 200 orang, banyak di antaranya memiliki kewarganegaraan ganda atau warga negara asing, termasuk orang Amerika Serikat.
Pembebasan 24 sandera pada Jumat dilaporkan diawasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang ambulansnya dikatakan membawa kelompok tersebut dari Khan Younis di Gaza selatan ke penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir.
Kabinet Israel menyetujui pertukaran sandera pada Selasa malam, dengan Qatar, Mesir dan Amerika Serikat berperan sebagai mediator.
Pengaturan tersebut awalnya akan dimulai pada Kamis, namun ditunda oleh Israel.
Kesepakatan itu memberi warga Gaza kelonggaran singkat setelah berminggu-minggu pemboman besar-besaran Israel, yang menurut pihak berwenang Palestina telah merenggut hampir 15.000 nyawa.
(sya)