12 Sandera Asal Thailand Dibebaskan
loading...
A
A
A
GAZA - Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan 12 warga negaranya yang ditahan Israel dibebaskan Hamas.
“Kementerian Luar Negeri Thailand telah diberitahu oleh Kedutaan Besar Kerajaan Thailand, Tel Aviv, bahwa 12 warga negara Thailand yang disandera telah dibebaskan, dan telah memasuki Israel melalui Penyeberangan Perbatasan Rafah. Mereka sedang diangkut ke titik pemrosesan di Pangkalan Angkatan Udara Hatzerim. Saat ini, jenis kelamin dan nama orang Thailand tersebut belum diketahui," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Thailand, dilansir Al Jazeera.
“Ke-12 warga Thailand tersebut akan dibawa ke Shamir Medical Center (Assaf Harofeh), di mana mereka akan ditemui oleh petugas Kedutaan. Mereka diharuskan berada di bawah pengawasan medis selama 48 jam, tanpa akses terhadap orang luar.
Kementerian Luar Negeri Thailand menyampaikan ucapan selamat yang tulus kepada 12 warga negara Thailand ini beserta keluarga mereka, dan akan melakukan segala upaya untuk mempercepat kepulangan mereka ke Thailand.
Pemerintah Kerajaan Thailand mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang meminta bantuan dalam menjamin pembebasan sandera pertama ini, yaitu Pemerintah Qatar, Israel, Mesir, Iran, Malaysia, dan ICRC. "Kami sangat berharap bahwa semua sandera yang tersisa akan dirawat, dan akan dibebaskan dengan aman sesegera mungkin," kata mereka.
Sementara itu, sandera perempuan dan anak-anak Israel pertama yang akan dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata pertama perang dengan Hamas dibebaskan pada hari Jumat.
Media Israel melaporkan bahwa para sandera Israel telah diserahkan ke Palang Merah dan tim keamanan Mesir. Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi hal ini.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata Israel-Hamas selama empat hari, 13 perempuan dan anak-anak dari sekitar 240 sandera yang ditangkap oleh pejuang Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober diperkirakan merupakan kelompok pertama yang dibebaskan.
Mereka sedianya akan dibebaskan dengan bantuan Palang Merah dan tim keamanan Mesir pada pukul 4 sore atau sembilan jam setelah dimulainya gencatan senjata, dan diterbangkan pulang di bawah pengawalan militer.
“Kementerian Luar Negeri Thailand telah diberitahu oleh Kedutaan Besar Kerajaan Thailand, Tel Aviv, bahwa 12 warga negara Thailand yang disandera telah dibebaskan, dan telah memasuki Israel melalui Penyeberangan Perbatasan Rafah. Mereka sedang diangkut ke titik pemrosesan di Pangkalan Angkatan Udara Hatzerim. Saat ini, jenis kelamin dan nama orang Thailand tersebut belum diketahui," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Thailand, dilansir Al Jazeera.
“Ke-12 warga Thailand tersebut akan dibawa ke Shamir Medical Center (Assaf Harofeh), di mana mereka akan ditemui oleh petugas Kedutaan. Mereka diharuskan berada di bawah pengawasan medis selama 48 jam, tanpa akses terhadap orang luar.
Kementerian Luar Negeri Thailand menyampaikan ucapan selamat yang tulus kepada 12 warga negara Thailand ini beserta keluarga mereka, dan akan melakukan segala upaya untuk mempercepat kepulangan mereka ke Thailand.
Pemerintah Kerajaan Thailand mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang meminta bantuan dalam menjamin pembebasan sandera pertama ini, yaitu Pemerintah Qatar, Israel, Mesir, Iran, Malaysia, dan ICRC. "Kami sangat berharap bahwa semua sandera yang tersisa akan dirawat, dan akan dibebaskan dengan aman sesegera mungkin," kata mereka.
Sementara itu, sandera perempuan dan anak-anak Israel pertama yang akan dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata pertama perang dengan Hamas dibebaskan pada hari Jumat.
Media Israel melaporkan bahwa para sandera Israel telah diserahkan ke Palang Merah dan tim keamanan Mesir. Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi hal ini.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata Israel-Hamas selama empat hari, 13 perempuan dan anak-anak dari sekitar 240 sandera yang ditangkap oleh pejuang Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober diperkirakan merupakan kelompok pertama yang dibebaskan.
Mereka sedianya akan dibebaskan dengan bantuan Palang Merah dan tim keamanan Mesir pada pukul 4 sore atau sembilan jam setelah dimulainya gencatan senjata, dan diterbangkan pulang di bawah pengawalan militer.