Bajak Kapal Zionis, Houthi: Kapal-kapal Israel Adalah Target Sah

Selasa, 21 November 2023 - 17:20 WIB
loading...
Bajak Kapal Zionis,...
Houthi membajak sebuah kapal terkait Israel di Laut Merah. Foto/Sky News
A A A
SANAA - Milisi Houthi dari Yaman mengatakan kapal-kapal Israel adalah target sah. Itu dikatakan setelah kelompok tersebut membajak kapal kargo yang terkait dengan Israel, membuka dimensi baru dalam perang di Jalur Gaza.

Pembajakan terhadap kapal Galaxy Leader dan 25 awak internasionalnya pada hari Minggu lalu terjadi beberapa hari setelah Houthi, yang didukung Iran, mengancam akan menargetkan kapal-kapal Israel karena perang Israel-Hamas.

Kelompok Houthi, yang menyatakan diri mereka sebagai bagian dari “poros perlawanan” sekutu dan proksi Iran, juga telah meluncurkan serangkaian drone dan rudal ke wilayah Israel.



“Kapal-kapal Israel adalah target yang sah bagi kami di mana pun… dan kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan,”kata Mayor Jenderal Ali Al-Moshki, seorang pejabat militer Houthi, epada stasiun TV Al-Massirah milik kelompok tersebut seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (21/11/2023).

Para analis juga mengatakan ancaman Houthi terhadap pelayaran di sekitar Selat Bab al-Mandab, sebuah titik sempit di kaki Laut Merah yang penting secara komersial, kemungkinan akan meningkat.

Galaxy Leader milik Inggris yang berbendera Bahama dioperasikan oleh perusahaan Jepang tetapi memiliki hubungan dengan pengusaha Israel Abraham “Rami” Ungar.

Kelompok Houthi mengatakan pembajakan tersebut merupakan pembalasan atas perang Israel melawan Hamas, yang dipicu oleh serangan militan Palestina itu pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.

Lebih dari 13.000 orang telah tewas dalam pemboman udara dan operasi darat Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, kata kementerian kesehatan di sana.

"Pembajakan kapal pada hari Minggu hanya permulaan,” kata juru bicara Houthi Mohammed Abdul-Salam pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, sebelumnya Twitter, menjanjikan serangan maritim lebih lanjut sampai Israel menghentikan kampanyenya di Gaza.

Perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan pihaknya mengetahui bahwa para pemberontak menaiki kapal tersebut dengan melakukan rappelling atau meluncur ke bawah tali dari helikopter – metode yang digunakan oleh Iran selama pembajakan kapal sebelumnya di Selat Hormuz.

Menurut Ambrey dan sumber maritim Yaman, kapal yang berangkat dari Turki ke India dialihkan ke pelabuhan Salif di provinsi Hodeida di Yaman.

Ambrey mengatakan pemilik Galaxy Leader, yang mengangkut mobil dan kendaraan lainnya, terdaftar sebagai Ray Car Carriers Inggris yang perusahaan induknya dimiliki oleh Ungar, seorang pengusaha asal Israel.

Militer Israel mengatakan pembajakan itu adalah insiden yang sangat serius dengan konsekuensi global, sementara seorang pejabat militer Amerika Serikat (AS) menyebutnya pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.



"Para kru dilaporkan sedang diselidiki oleh Houthi," kata Ambrey. Mereka termasuk warga Ukraina, Bulgaria, Filipina, Meksiko, dan Rumania, menurut pejabat Israel dan Rumania.

Nippon Yusen, juga dikenal sebagai NYK Line Jepang, mengatakan pihaknya telah membentuk tim tugas untuk mengumpulkan informasi dan memastikan keselamatan kru.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan Tokyo “mendekati Houthi secara langsung” dan juga berkomunikasi dengan Israel.

“Kami juga mendesak Arab Saudi, Oman, Iran dan negara-negara terkait lainnya untuk mendesak Houthi agar segera membebaskan kapal dan awak kapal tersebut,” katanya.

Sementara itu Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan pembajakan tersebut sebagai serangan Iran terhadap kapal internasional, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Iran.

“Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa kelompok perlawanan di kawasan mewakili negara mereka dan membuat keputusan serta bertindak berdasarkan kepentingan negara mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani.

Garis pantai Yaman menghadap Selat Bab al-Mandab – jalur sempit antara Yaman dan Djibouti di kaki Laut Merah – yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, dan membawa sekitar seperlima konsumsi minyak global.

“Ancaman gangguan terhadap pelayaran di wilayah yang lebih luas kemungkinan akan meningkat,” kata Torbjorn Soltvedt dari firma intelijen risiko Verisk Maplecroft kepada AFP.

“Jika masalah keamanan memaksa perusahaan pelayaran menghindari Selat Bab al-Mandab, akibatnya adalah biaya yang jauh lebih tinggi karena kurangnya rute alternatif,” terangnya.

Mohammed al-Basha, analis senior Timur Tengah untuk Navanti Group yang berbasis di AS mengatakan kegagalan peluncuran rudal dan drone Houthi untuk mencapai sasaran di Israel mungkin telah mempengaruhi keputusan untuk kembali fokus pada arena Laut Merah.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)